- Pada usia 40 th, sudah mmperoleh gelar Al-amin. Suatu gelar yg tdk dimiliki oleh satupun orang² di masyarakatnya ketika itu kcuali bliau. Dg modal itulah bliau memulai tugas beratnya, dari rangkaian tgs² besar yg Allah amanahkan di atas punggungnya, tugas yg membutuhkan kekuatan fisik yg prima & mental baja.
- Saat usia 53 th, disaat kbanyakan kita sudah brsiap² utk pensiun, bahkan ada diantara kita bnyk yg sudah trkena komplikasi pnyakit, rosulullah malah mndapat tantangan pkerjaan yg lbh besar lg, yaitu hijrah dan memperluas wilayah da'wahnya.
- Di usia 62 tahun, adlh puncak prestasi rosulullah dg takhluknya mekkah, negri yg 22 tahun silam penduduknya semua musyrik brubah 100% mnjd beriman semuanya. Bgtu pula dg negri² di sekitarnya yg sudah takhluk dg berserah diri (masuk Islam).
- Tiba usia 63 th, menjelang wafatnya. Rosulullah telah mncetak generasi² yg loyal dan setia dg islamnya. Generasi penerus yg terus mnyambung risalah islam ke seluruh dunia, hingga akhirnya islam dpt smpai kpd kita.
Kita, di usia yg skrng ini.. Sudah melakukan pencapaian² apa yg akan kita laporkan di hadapan Allah?
Akankah usia kita akan sm dg rosulullah 63 th? Bukankah Allah bilang (dlm QS.40:67) akan ada di antara kita yg akan diwafatkan sblm tua?
Berapapun usia kita saat ini, mari lihatlah rosulullah, semakin bertambah usianya malah semakin brtambah produktifitasnya, semakin besar tantangan yg dihadapinya, malah semakin besar semangatnya. Dan,, smakin bnyk pula prestasinya, hingga akhir kehidupannya.
Allah mngisyaratkan.. Demi waktu yg terus berlalu, semua kita akan rugi, kecuali jika kita memanfaatkan waktu yg diberikan Allah ini utk senantiasa beramal sholih dg disertai keimanan.
Rosulullah memberitahu, ni'mat waktu dan ni'mat sehat ini jgn smpai melalaikan kita utk bermalas²an dan jgn smpai menipu kita utk menikmati kemaksiatan.
Jika kita ingin menjumpai dan menatap wajah Allah, ingin bersanding dan bertetangga dg Rosulullah di surga kelak, maka beramal sholih haruslah mnjd aktifitas kita, sekarang,, smpai maut itu memisahkan kita dg dunia.
(Deni bin Mu'min, menasihati diri sendiri)_