“Kecewa
adalah prasangka positif yang terkalahkan oleh pengkhianatan, atau penyikapan negatif terhadap takdir Allah”
Apakah Anda
pernah dikecewakan oleh pasangan Anda? atau apakah Anda pernah mengecewakan
pasangan Anda? Dalam kehidupan seorang manusia, mungkin saja Anda pernah
menjadi korban kekecewaan atau pelaku pengecewaan. Tapi, sudahkah Anda mampu
mengatasi rasa kecewa tersebut? Dalam pembahasan kali ini, mari saya ajak Anda
untuk mengatasi rasa kecewa itu.
Dalam definisi
di atas, saya menyebutkan bahwa kecewa adalah prasangka positif yang
terkalahkan oleh pengkhianatan, atau penyikapan negatif terhadap takdir Allah.
Tentu akibat dari kecewa itu adalah perasaan tidak senang, tidak bahagia dengan
apa yang telah terjadi pada diri Anda. sumber kekecewaan itu bisa timbul dari pasangan
Anda atau orang lain, bisa juga dari takdir yang tidak sesuai dengan harapan Anda.
Berangkat dari definisi di atas, maka cara mengatasinya hanya ada dua:
1.
Menangkan prasangka positif Anda kepada pasangan Anda
2.
Bersikaplah positif terhadap takdir
Allah/qodarullah yang menimpa Anda
Pasangan yang
mengkhianati cinta Anda, yang menyelewengkan kepercayaan yang telah Anda beri,
yang sempat membuat Anda jadi bersedih. Jika ia adalah orang yang dominan
kebaikannya, maka ia pantas di-khusnuzhon-kan
(disikapi dengan prasangka positif). Karena bisa jadi apa yang ia perbuat itu
hanyalah ke-khilafan dia dalam memegang janji atau amanahnya. Seperti dalam
pembahasan sebelumnya, jika ia sudah minta maaf kepada Anda dan berkata “Aku
berjanji (untuk tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi), berikanlah aku
kesempatan untuk membuktikan janjiku.” Maka berilah ia maaf dan kesempatan
lagi, berpikirlah positif lagi tentang dia. Tapi.. jika pasangan Anda adalah
orang yang dominan keburukannya, terkenal kebejatannya, dan lebih terlihat
karakter jahatnya, -karena sudah terlanjur Anda nikahi- maka Anda patut meminta
sumpah dan nazar kepadanya. Sebagai bukti kesungguh-sungguhan ia untuk
mengobati kekecewaan Anda. Jika ternyata pasangan Anda membuat Anda kecewa
lagi, keputusan sekarang ada di tangan Anda, Anda bersabar dan mau
memberikannya kesempatan lagi seperti saran saya di atas, atau Anda punya
keputusan lain (seperti menceraikannya, misalnya)? Silakan. Karena pasangan Anda
sudah keluar dari jalan alquran yang menjadi prinsip rumah tangga Islam. Allah
berfirman: “Dan
janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu…” (Q.S. An-Nahl: 94)
Kemudian,
jika perasaan kekecewaan Anda itu disebabkan oleh qodarullah, Anda harus ridho,
introspeksi diri dan tetap bersikap baik-baiklah kepada Allah. Saya yakin pasti
ada hikmah di balik apa yang telah menimpa Anda. Hal tidak mengenakkan yang
menimpa Anda atau keluarga Anda itu ada dua kemungkinan, bisa jadi itu ujian
(seperti dalam surat albaqoroh ayat 155) dan bisa jadi itu azab (seperti dalam
suarat ar-ra’d ayat 34). Kalau ada orang yang berkata “Allah memberikan yang
terbaik buat hambaNya”, sebenarnya kalimat itu kurang lengkap. Mau tahu kalimat
lengkapnya? Begini: “Allah memberikan yang terbaik buat hambaNya yang baik, meskipun
kebaikan itu ada di balik musibah yang menimpanya. Dan Allah memberikan yang
terburuk buat hambanya yang buruk, meskipun keburukan itu ada di balik hartanya
yang melimpah.” Begitu. Jadi jangan yakin dulu bahwa hal buruk yang menimpa Anda
adalah yang terbaik dariNya. Bisa jadi yang menimpa Anda itu adalah akibat dari
perbuatan buruk Anda. Hal itu dapat menjadi yang terbaik buat Anda bila
penyikapan untuk hal ini adalah Anda memperbanyak istighfar, taubat dan
bersabar. Insya Allah jalan keluar akan segera terlihat, hati Anda akan menjadi
tenang, rasa kecewapun hilang.
(Deni bin Mu'min)_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar