Selasa, 18 Desember 2012

Mencintai dan dicintai




Selayaknya dan sewajarnya jika cinta itu berbuah kebahagiaan, sepanjang waktu merasakan kesenangan, dan setiap saat membuat kita nyaman. Namun nyatanya, banyak para pecinta yang menjadi korban cinta. Seketika itu pula segala kesenangan berubah menjadi kesedihan. Ada apa dengan cinta?
Mencintai itu ibarat memegang pena, dan dicintai itu ibarat memegang kertas. Orang yang memegang pena akan mencari seseorang yang memegang kertas, agar penanya dapat bermanfaat. Mencintai harus siap kecewa apabila orang yang dicintai tidak menyambut cinta itu dengan baik. Sebagaimana pemegang pena yang harus siap kecewa apabila pemegang kertas tidak memberikan kertasnya. Dan orang yang dicintai harus waspada dan hati-hati untuk menyambut cinta dari orang yang mencintai itu. Karena jika salah menyambut, bisa-bisa “kertas” anda akan dinodai oleh sang “pena” dengan tulisan-tulisan tidak bermakna dan tiada bermanfaat.
Tidak pandang gender, baik laki-laki maupun perempuan, boleh mencintai dan boleh dicintai. Jika kita memegang pena, pilihlah kertas yang berkualitas baik untuk menulis kebaikan-kebaikan yang akan dibaca oleh semua manusia. Jika kita memegang kertas, terimalah pena yang berkualitas baik yang akan menjadi lahan tulisan-tulisan kebaikan yang akan dibaca oleh semua manusia. Perbaikilah mental kita. Jika kita mencintai, cintailah orang yang baik. Jika kita dicintai, terimalah cinta dari orang yang baik. Tentu dalam hal ini adalah yang baik dalam pandangan Allah. Agar tidak ada lagi kertas yang menjadi korban pena yang jahat, agar tidak ada lagi pena yang menjadi korban kertas yang lusuh. Agar tidak ada lagi korban cinta yang berguguran dalam kesedihan.

(Deni bin Mu'min)_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabatku