Sabtu, 29 Desember 2018

Jendela Usang

(Buah kalam: Deni bin Mu'min)

Jendelaku usang dan berdebu
Duniaku hampa dan gelap,, pekat
Ketika orang-orang telah menjadi "orang"
Aku masih berselimut kebodohan
Di saat mereka telah menjadi bintang
Aku.. menatap gemintang pun enggan
Karena,, jendelaku usang dan berdebu

Oh.. jendela usang ku!
Aku enggan menyentuhmu
Aku malas melihatmu
Hai.. jendelaku yang berdebu!
Aku memandangmu tak berguna
Aku menganggap mu warisan yang seharusnya kubuang

Ya, kau selalu begitu dan aku memang begini
Sampai tiba suatu waktu, aku tersadarkan
Seseorang telah datang dan membersihkan jendelaku
Dialah guruku tersayang, aku menyimpan namanya untuk selalu ku doakan
Tangannya menepuk pundakku dan lisannya menyentuh hatiku
Aku tersadarkan kini.. aku mengakui ini
Ternyata jendelaku itu cantik,, menarik
Jendelaku sangat memesona,, rupanya

Duniaku yang hampa telah ramai
Duniaku yang gelap telah terang, benderang.
Aku pun sekarang telah menjadi orang
Aku pun sekarang telah meraih bintang
Aku dan jendela duniaku.. buku-buku ku
Terimakasih guruku..
Kau menyadarkanku betapa pentingnya buku
Engkau,, engkau di hatiku, di dalam sebutan doa-doaku.. Alhamdulillah.._

Senin, 04 Juni 2018

Umpan Balik (Respons) dari Allah


1. Jika kita menjaga Allah (tetap ada di hati kita), maka Allah menjaga kita.

Abdullah bin ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhuma– menceritakan, suatu hari sayaberada di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda, “Nak, aku ajarkan kepadamu beberapauntai kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau hendak meminta, mintalahkepada Allah, dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh umat bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan andaipun mereka bersatu untuk melakukan sesuatu yang membahayakanmu, maka hal itu tidak akan membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.”
(HR. Tirmidzi)

2. Jika kita senang bertemu Allah, maka Allah senang bertemu dengan kita.

Rasulullah saw. bersabda, “Allah berfirman: Apabila hamba-Ku senang untuk bertemu dengan-Ku, Aku juga senang untuk bertemu dengannya. Dan jika dia tidak suka untuk bertemu dengan-Ku, Aku juga tidak suka untuk bertemu dengannya.” (HR. Bukhari)

3. Jika kita mengingat Allah, maka Allah akan mengingat kita.

فَاذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِى وَلَا تَكْفُرُونِ
"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 152)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat). ..."
(HR. Bukhari no. 6970 dan Muslim no. 2675).

4. Jika kita mendekat kepada Allah, Allah akan mendekati kita.

"... Jika ia (hamba-Ku) mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat (berlari).” (HR. Bukhari no. 6970 dan Muslim no. 2675).

5. Jika kita menolong agama Allah, maka Allah akan menolong kita.

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
(QS. Muhammad 47: Ayat 7)._

Jangan Lupa Tawakkal

Anakku.. milikilah rencana dalam hidup, berharaplah, bergeraklah, dan gigihlah dalam mewujudkannya, namun kemas lah semua itu dengan kepasrahan kepada Allah saja. Sebab nak, banyak sekali orang yang lupa bertawakal, mereka seakan-akan sedang mendikte Tuhan dan sok tau.

Ubahlah mindset, dari pemaksaan kehendak menjadi kepasrahan yang indah._

Kamis, 31 Mei 2018

Visi dan Misi Hidup Kita


Visi: menjadi orang yang bahagia di dunia dan akhirat.

وَمِنْهُمْ مَّنْ يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْأَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Dan di antara mereka ada yang berdoa, Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 201)

Misi:
1. Ibadah; menjadikan setiap yang kita lakukan sebagai sarana mengabdi kepada Allah.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."
(QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)

2. ‎Khalifah; menjadikan setiap yang kita lakukan sebagai sarana berkontribusi/bermanfaat untuk umat.

وَهُوَ الَّذِى جَعَلَكُمْ خَلٰٓئِفَ الْأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجٰتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِى مَآ ءَاتٰىكُمْ  ۗ  إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُۥ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌۢ
"Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di Bumi dan Dia mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas (karunia) yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberi hukuman, dan sungguh Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Al-An'am 6: Ayat 165)

3. ‎Dakwah; menjadikan setiap yang kita lakukan sebagai sarana untuk memperkenalkan dan mengajak sebanyak-banyaknya manusia kepada kebenaran.

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ  ۚ  وَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 104)._

Senin, 14 Mei 2018

Pesimis Haram bagi Orang Islam


Takut disebabkan oleh situasi, khawatir disebabkan oleh kondisi. Pesimis adalah kegagalan mengatasi situasi & kondisi tersebut.

Dalil 1: Setiap orang baik dan melakukan kebaikan (ikhtiar), harus optimis pasti Allah akan balas dengan kebaikan pula.

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ  ۖ
"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. "
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 7)

Dalil 2: Setiap orang yang berikhtiar untuk tujuan duniawi ataupun ukhrowi, pasti Allah akan berikan jalannya. #optimis

كُلًّا نُّمِدُّ هٰٓؤُلَآءِ وَهٰٓؤُلَآءِ مِنْ عَطَآءِ رَبِّكَ  ۚ  وَمَا كَانَ عَطَآءُ رَبِّكَ مَحْظُورًا
"Kepada masing-masing (golongan), baik (golongan) ini (yang menginginkan dunia) maupun (golongan) itu (yang menginginkan akhirat), Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi."
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 20)

Dalil 3: Orang yang tidak melihat hasil dari ikhtiarnya di dunia ini, pasti akan Allah berikan hasilnya di akhirat. #optimis

لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنٰى وَزِيَادَةٌ  ۖ  وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌ  ۚ  أُولٰٓئِكَ أَصْحٰبُ الْجَنَّةِ  ۖ  هُمْ فِيهَا خٰلِدُونَ
"Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah). Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) dalam kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya."
(QS. Yunus 10: Ayat 26)

Dalil 4: orang sebejat dan sejahat apapun tidak boleh pesimis bahwa dia juga bisa merubah dirinya menjadi lebih baik dan mendapatkan kebaikan dari Allah.

قُلْ يٰعِبَادِىَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلٰىٓ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَّحْمَةِ اللَّهِ  ۚ  إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا  ۚ  إِنَّهُۥ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Katakanlah, Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Az-Zumar 39: Ayat 53)

Dalil 5: jelas sekali bahwa pesimis atau putus asa itu dilarang, tidak boleh bagi orang Islam.

ُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَا۠يْئَسُوا مِنْ رَّوْحِ اللَّهِ  ۖ  إِنَّهُۥ لَا يَا۠يْئَسُ مِنْ رَّوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُونَ
"Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir."
(QS. Yusuf 12: Ayat 87)

قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبِّهِۦٓ إِلَّا الضَّآلُّونَ
"Dia (Ibrahim) berkata, Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat."
(QS. Al-Hijr 15: Ayat 56)

Dalil 6: meskipun orang-orang di sekitar kita menggiring kita ke arah pesimis, kita sebagai orang yang beriman harus tetap optimis. Sebagaimana nabi Musa yang sangat optimis.

فَلَمَّا تَرٰٓءَا الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحٰبُ مُوسٰىٓ إِنَّا لَمُدْرَكُونَ
"Maka ketika kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, Kita benar-benar akan tersusul."
(QS. Asy-Syu'ara' 26: Ayat 61)

قَالَ كَلَّآ  ۖ  إِنَّ مَعِىَ رَبِّى سَيَهْدِينِ
"Dia (Musa) menjawab, Sekali-kali tidak akan (tersusul); sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku."
(QS. Asy-Syu'ara' 26: Ayat 62)

Dalil 7: nabi Zakaria yang secara manusiawi juga sudah sangat tua dan tidak mungkin untuk punya anak, tapi beliau tetap optimis bahwa Allah akan memberikan anak kepadanya. Beliau tidak pernah pesimis meskipun kemungkinan itu sangat kecil bahkan orang lain menganggap tidak ada peluang sama sekali untuk bisa punya anak.

قَالَ رَبِّ إِنِّى وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّى وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنۢ بِدُعَآئِكَ رَبِّ شَقِيًّا
"Dia (Zakaria) berkata, Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku."
(QS. Maryam 19: Ayat 4)

وَإِنِّى خِفْتُ الْمَوٰلِىَ مِنْ وَرَآءِى وَكَانَتِ امْرَأَتِى عَاقِرًا فَهَبْ لِى مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّا
"Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu,"
(QS. Maryam 19: Ayat 5)_

Senin, 26 Februari 2018

Tiga Alasan Mengapa Kita Harus Percaya Adanya Akhirat

Oleh: Deni bin Mu'min

Mengapa Kita Harus Percaya Adanya Akhirat?

1. Karena banyak orang di dunia ini yang melakukan kejahatan/kebohongan tidak ketahuan, melakukan pencurian tidak ketahuan, melakukan kezholiman tapi bebas dari hukuman.

Maka di akhirat nantilah saatnya akan ketahuan siapa yang berbohong itu, akan terungkap kejahatan itu, akan diketahui siapa pencuri itu, akan dibalas kezholiman orang-orang itu.

2. Karena di dunia ini banyak sekali agama dan kepercayaan, ada yang menganggap semua  agama benar, bahkan ada yang tidak percaya agama sama sekali. Banyak sekali perselisihan di muka bumi ini karena perbedaan agama dan kepercayaan.

Maka di akhirat nanti setelah manusia mati, lalu dibangkitkan semuanya, akan dijelaskan dan terjawab siapa yang benar agama/kepercayaannya dan siapa yang salah agama/kepercayaannya. Perselisihan kita selama di dunia ini akan diadili dan akan dibuktikan agama/kepercayaan apa yang isi kitabnya ternyata paling benar.

3. Dan alasan terakhir, karena setiap keinginan dan cita-cita kita di dunia ini tidak dapat 100% terpenuhi. Ada yang sakit ingin sehat tapi sulit sekali sembuh sampai ia menemui ajalnya; ada yang miskin ingin punya rumah yang bagus dan luas tapi tidak bisa diraih sampai dia wafat; ada yang ingin punya jodoh tapi sulit sekali dia dapatkan sampai wafat ia masih belum juga menikah; ada juga yang bercita-cita ingin jadi presiden tapi tidak pernah terwujud sampai dia meninggal dunia, dsb..dsb.

Maka di akhirat nanti orang-orang yang masuk surga akan mendapatkan semua yang diinginkan dan dicita-citakan, apapun segala hal yang belum terwujud sewaktu dia di dunia akan diwujudkan di akhirat (surga). Ingin badannya sehat 100%, terwujud. Ingin kaya, terwujud. Ingin istana, terwujud. Ingin punya pasangan, terwujud. Ingin jadi raja, terwujud. Dsb..dsb.

Jadi, kesimpulannya.. amat sangat bodoh dan tersesat sangat jauh orang yang tidak mempercayai adanya kehidupan akhirat setelah sudah jelas dan sangat logis ketiga alasan tersebut kami paparkan.

====
Dalil-dalil:

Tentang alasan nomor 1, Allah SWT berfirman:

قَالَ اذْهَبْ فَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَآؤُكُمْ جَزَآءً مَّوْفُورًا
"Dia (Allah) berfirman (kepada Iblis), Pergilah, tetapi barang siapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sungguh, Neraka Jahanamlah balasanmu semua, sebagai pembalasan yang cukup."
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 63)

وَمَنْ جَآءَ بِالسَّيِّئَةِ فَكُبَّتْ وُجُوهُهُمْ فِى النَّارِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Dan barang siapa membawa kejahatan, maka disungkurkanlah wajah mereka ke dalam neraka. Kamu tidak diberi balasan, melainkan (setimpal) dengan apa yang telah kamu kerjakan."
(QS. An-Naml 27: Ayat 90)

Tentang alasan nomor 2, Allah SWT berfirman:

اللَّهُ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
"Allah akan mengadili di antara kamu pada hari Kiamat tentang apa yang dahulu kamu memperselisihkannya."
(QS. Al-Hajj 22: Ayat 69)

وَقَالَتِ الْيَهُودُ لَيْسَتِ النَّصٰرٰى عَلٰى شَىْءٍ وَقَالَتِ النَّصٰرٰى لَيْسَتِ الْيَهُودُ عَلٰى شَىْءٍ وَهُمْ يَتْلُونَ الْكِتٰبَ  ۗ  كَذٰلِكَ قَالَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ مِثْلَ قَوْلِهِمْ  ۚ  فَاللَّهُ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ
"Dan orang Yahudi berkata, Orang Nasrani itu tidak memiliki sesuatu (pegangan), dan orang-orang Nasrani (juga) berkata, Orang-orang Yahudi tidak memiliki sesuatu (pegangan), padahal mereka membaca kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak berilmu, berkata seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili mereka pada hari Kiamat, tentang apa yang mereka perselisihkan."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 113)

Tentang alasan nomer 3, Allah SWT berfirman:

أَمْ لِلْإِنْسٰنِ مَا تَمَنّٰى
فَلِلَّهِ الْأَاخِرَةُ وَالْأُولٰى
"Atau apakah manusia akan mendapat segala yang dicita-citakannya (di dunia)?
(Tidak), maka milik Allahlah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia."
(QS. An-Najm 53: Ayat 24-25)

نَحْنُ أَوْلِيَآؤُكُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْأَاخِرَةِ  ۖ  وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِىٓ أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ
"Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta."
(QS. Fussilat 41: Ayat 31).

Tentang kesimpulannya, Allah SWT berfirman:

... ۗ  أَلَآ إِنَّ الَّذِينَ يُمَارُونَ فِى السَّاعَةِ لَفِى ضَلٰلٍۢ بَعِيدٍ
"... Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang yang membantah tentang terjadinya Kiamat (dan hari akhirat) itu benar-benar telah tersesat jauh (dari jalan yang benar)."
(QS. Asy-Syura 42: Ayat 18)._

Sahabatku