Sabtu, 21 Oktober 2017

Solusi Masalah Banjir

Banjir adalah terbenamnya daratan yang biasanya kering, atau air yang menggenang di atas batas wajar di tempat pemukiman penduduk dan fasilitas publik.

Agar air tidak menggenang, maka solusinya ada 3:
1. Buat resapan air agar air dapat meresap ke dalam tanah.
2. ‎Buat selokan air agar perjalanan air lancar mengalir ke muara.
3. ‎Minta tolong dan jalin hubungan baik kepada Allah sang pencipta air, agar Dia tidak menurunkan/mengirimkan air yang menjadi banjir.

Demikian, silakan praktek._

Senin, 16 Oktober 2017

Sekilas tentang Surga


Oleh : Deni bin Mu'min

Allah akan sangat memanjakan para penghuni surga..

Semua kelelahan, kepayahan, kepahitan, dan keprihatinan ketika di dunia akibat ketaatan kepada Allah, semua akan terbayarkan dengan sempurna. Boleh jadi kita lelah untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah di dunia ini, tapi di surga tidak akan ada lelah lagi. Di sanalah tempat istirahat yang paling indah.

Orang-orang yang tidak beriman tentang keberadaan surga, menganggap surga itu hanyalah dongeng yang disampaikan oleh nabi Muhammad.

Dan orang yang yakin akan pertemuan dengan Tuhannya di surga, mereka akan membuktikan bahwa apa yang disangka dongeng oleh orang kafir itu akan menjadi nyata.

Surga.. setiap penghuni surga akan diberikan istana megah, terbuat dari emas dan perak, permata yakut, marjan, wangi minyak misik, dan keindahan terlihat sepanjang mata.

Di dalamnya ada bidadari-bidadari yang cantiknya berjuta-juta kali lipat dibanding wanita tercantik di dunia; mata jelinya yang indah, tak pernah melihat lelaki lain kecuali yang akan menjadi pasangannya kelak, tak pernah tersentuh siapapun, suci, muda, penuh cinta dan sebaya umurnya.

Penghuni surga.. tak ada cacat, tak ada penyakit. Semua yang pernah lumpuh dan sakit di dunia, itu hanya berakhir sampai kematiannya di dunia saja. Sedangkan di surga, semua penyakit dan cacat tidak akan ada lagi. Sempurna; tidak ada yang jelek, tidak ada belang, tidak ada lagi jerawat, tidak ada bekas-bekas luka.

Di sana.. Ada makanan dan minuman yang enaknya tak pernah terbayangkan; tak pernah terlupakan lezatnya, makan sedikit enak, makan banyak tetap saja enak, rasa enak yang kedua lebih enak dari rasa yang pertama, dan akan begitu seterusnya. Lain dengan makanan dunia yang enaknya hanya sesaat, lalu menjadi enek dan mual jika terlalu sering dan terlalu banyak.

Di surga.. semua penghuninya merasa bersaudara, tidak ada permusuhan, tidak ada dendam, tidak ada kebencian, tidak ada ghibah, tak ada perkataan sia-sia apalagi perkataan dosa.

Pakaiannya sutera halus yang indah, tebal dan nyaman, tidak kucel, tidak lusuh, tidak kotor dan tidak robek.

Cuaca di surga sangat sejuk, tidak panas dan tidak pula dingin yang berlebihan.

Hidup abadi tanpa jemu, setiap hari merasakan kenikmatan, di tambah dengan kenikmatan yang paling sempurna yakni memandang wajah Allah. Di surga itu tidak akan ada rasa bosan, tidak akan ada yang ingin bunuh diri, tidak akan merasakan mati lagi.

Dan masih banyak lagi kenikmatan surga yang tak pernah terlintas dan tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh panca indera. Yang jelas.. apapun yang kita minta, yang kita inginkan, yang terucap, yang terbesit dalam hati, semua itu akan segera terwujud jadi nyata.

Kita adalah calon penghuni surga, maka bertindak dan berperilakulah sebagaimana layaknya calon penghuni surga._

==== ====
Allah SWT berfirman:

وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِىٓ أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ  ۖ  إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ
الَّذِىٓ أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهِۦ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ
"Dan mereka berkata, Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sungguh, Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun, Maha Mensyukuri,
yang dengan karunia-Nya menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga); di dalamnya kami tidak merasa lelah dan tidak pula merasa lesu."
(QS. Fatir 35: Ayat 34-35)

لَا يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُمْ مِّنْهَا بِمُخْرَجِينَ
"Mereka tidak merasa lelah di dalamnya, dan mereka tidak akan dikeluarkan darinya."
(QS. Al-Hijr 15: Ayat 48)

أَصْحٰبُ الْجَنَّةِ يَوْمَئِذٍ خَيْرٌ مُّسْتَقَرًّا وَأَحْسَنُ مَقِيلًا
"Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya."
(QS. Al-Furqan 25: Ayat 24)

---- ----
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ مَّاذَآ أَنْزَلَ رَبُّكُمْ  ۙ  قَالُوٓا أَسٰطِيرُ الْأَوَّلِينَ
"Dan apabila dikatakan kepada mereka (orang-orang kafir), Apakah yang telah diturunkan Tuhanmu? Mereka menjawab, Dongeng-dongeng orang dahulu,"
(QS. An-Nahl 16: Ayat 24)

فَأَمَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَيُدْخِلُهُمْ رَبُّهُمْ فِى رَحْمَتِهِۦ  ۚ  ذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْمُبِينُ
"Maka adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka Tuhan memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Demikian itulah kemenangan yang nyata."
(QS. Al-Jasiyah 45: Ayat 30)

---- ----
تَبَارَكَ الَّذِىٓ إِنْ شَآءَ جَعَلَ لَكَ خَيْرًا مِّنْ ذٰلِكَ جَنّٰتٍ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهٰرُ وَيَجْعَل لَّكَ قُصُورًۢا
"Maha Suci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya Dia jadikan bagimu yang lebih baik daripada itu, (yaitu) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan Dia jadikan (pula) istana-istana untukmu."
(QS. Al-Furqan 25: Ayat 10)

---- ----
فِيهِنَّ خَيْرٰتٌ حِسَانٌ
"Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik dan jelita."
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 70)

فِيهِنَّ قٰصِرٰتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَآنٌّ
"Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya."
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 56)

---- ----
... ۚ  ادْخُلُوا الْجَنَّةَ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلَآ أَنْتُمْ تَحْزَنُونَ
"... Masuklah kamu ke dalam surga! Tidak ada rasa takut padamu dan kamu tidak pula akan bersedih hati."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 49)

---- ----
وَفٰكِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُونَ
وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُونَ
"dan buah-buahan apa pun yang mereka pilih, dan daging burung apa pun yang mereka inginkan,"
(QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat 20-21)

---- ----
وَنَزَعْنَا مَا فِى صُدُورِهِمْ مِّنْ غِلٍّ إِخْوٰنًا عَلٰى سُرُرٍ مُّتَقٰبِلِينَ
"Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka; mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan."
(QS. Al-Hijr 15: Ayat 47)

لَّا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلَا كِذّٰبًا
"Di sana mereka tidak mendengar percakapan yang sia-sia maupun (perkataan) dusta."
(QS. An-Naba' 78: Ayat 35)

---- ----
يَلْبَسُونَ مِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُّتَقٰبِلِينَ
"mereka memakai sutra yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadapan,"
(QS. Ad-Dukhan 44: Ayat 53)

---- ----
وَأَنَّكَ لَا تَظْمَؤُا فِيهَا وَلَا تَضْحٰى
"dan sungguh, di sana engkau tidak akan merasa dahaga dan tidak akan ditimpa panas matahari."
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 119)

مُّتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الْأَرَآئِكِ  ۖ  لَا يَرَوْنَ فِيهَا شَمْسًا وَلَا زَمْهَرِيرًا
"di sana mereka duduk bersandar di atas dipan, di sana mereka tidak melihat (merasakan teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang berlebihan."
(QS. Al-Insan 76: Ayat 13)

---- ----
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ
إِلٰى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ
"Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri, memandang Tuhannya."
(QS. Al-Qiyamah 75: Ayat 22-23)

لَا يَذُوقُونَ فِيهَا الْمَوْتَ إِلَّا الْمَوْتَةَ الْأُولٰى  ۖ  وَوَقٰىهُمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ
"mereka (penghuni surga) tidak akan merasakan mati di dalamnya, selain kematian pertama (di dunia). Allah melindungi mereka dari azab neraka,"
(QS. Ad-Dukhan 44: Ayat 56)

---- ----
جَنّٰتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهٰرُ  ۖ  لَهُمْ فِيهَا مَا يَشَآءُونَ  ۚ  كَذٰلِكَ يَجْزِى اللَّهُ الْمُتَّقِينَ
"(yaitu) Surga-Surga 'Adn yang mereka masuki, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam (surga) itu mereka mendapat segala apa yang diinginkan. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang yang bertakwa,"
(QS. An-Nahl 16: Ayat 31)

... ۖ  وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِىٓ أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ
"... di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta."
(QS. Fussilat 41: Ayat 31)

---- ----
... ۚ  وَفِى ذٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنٰفِسُونَ
"... Dan untuk (kenikmatan surga) yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba."
(QS. Al-Muthaffifiin 83: Ayat 26)_

Sabtu, 14 Oktober 2017

Pentingnya ASI bagi Bayi

Saking pentingnya ASI bagi bayi, Islam sampai menganjurkan adanya syariat ibu susuan. Dan itu sampai tertulis di dalam Al-Qur'an.

Allah SWT berfirman:

...  ۖ  وَإِنْ تَعَاسَرْتُمْ فَسَتُرْضِعُ لَهُ ۥ ٓ أُخْرٰى
"... dan jika kamu menemui kesulitan (memberikan ASI), maka perempuan lain hendaknya menyusukan (anak itu) untuknya."
(QS. At-Talaq 65: Ayat 6)

Itu artinya.. solusi bagi ibu yg tidak keluar ASI-nya, adalah mencari ibu susuan untuk anaknya, alias memberi ASI dari ibu yg lain. Bukan memberikan bayinya minum susu sapi, air tajin, ataupun air mineral.

====
Hikmahnya, bayi yg menyusu dari ibu susuan itu akan menjadi mahrom bagi keluarga ibu susuannya itu.

Ada rencana baik dari Allah dibalik itu semua. Mungkin manfaatnya akan semakin dirasakan oleh si anak ketika dia semakin besar dan dewasa.

Jadi, seberapa pentingkah ASI bagi bayi? Penelitian telah banyak dilakukan, silakan baca-baca lagi.

والله اعلم بالصواب _

Kamis, 12 Oktober 2017

Memenangkan Perang Pemikiran (Ideologi)

Oleh : Deni bin Mu'min

1. Jika perang itu selalu ada dua kubu; kubu yang Haq (benar) dan kubu yang bathil (salah), maka kita memilih ada di kubu mana?

Tentu kita memilih kubu yg Haq (kebenaran).

قَدْ كَانَ لَكُمْ ءَايَةٌ فِى فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا  ۖ  فِئَةٌ تُقٰتِلُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَأُخْرٰى كَافِرَةٌ ...
"Sungguh, telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang berhadap-hadapan. Satu golongan berperang di jalan Allah dan yang lain (golongan) kafir ...."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 13)

لِيَمِيزَ اللَّهُ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ ...
"agar Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik ...."
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 37)

... ۚ  أَلَآ إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطٰنِ هُمُ الْخٰسِرُونَ
"... Ketahuilah, bahwa golongan setan itulah golongan yang rugi."
(QS. Al-Mujadilah 58: ayat 19)

... أَلَآ إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
"... Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung."
(QS. Al-Mujadilah 58: Ayat 22)

2. Bagaimana kita mengetahui bahwa itu kubu yang benar dan itu kubu yang salah?

Kita ikuti perkataan yang paling terbukti benar, yakni Alqur'an. Karena sampai saat ini, tidak ada satupun orang yg dapat membantah kebenaran Al-Qur'an, kecuali mereka membantah yang belum terjadi (kiamat, azab, dan kehidupan akhirat).

Sedangkan tentang kejadian di masa yang telah lalu dan di masa yang sekarang, mereka tidak bisa membantah sama sekali. Alqur'an telah membuktikan kebenaran ayat-ayatnya; dari mulai dua laut (tawar dan asin) yang menyatu namun tersekat, jasad Fir'aun yang diselamatkan oleh Allah, kemudian kebenaran tentang lebah yang menghasilkan madu untuk menyembuhkan penyakit bagi manusia, kemudian kebenaran bekas-bekas azab kaum 'Ad dan kaum Tsamud, kebenaran teori penciptaan manusia di dalam rahim, kebenaran teori lalat yang merampas tidak bisa direbut lagi, kebenaran bulan dan matahari yang beredar pada garis edarnya, dll. Semua ayat-ayat Al-Qur'an yang terbuktikan oleh sains, mereka tidak mampu membantahnya.

Maka, untuk menjawab pertanyaan di atas, kita ikut pada perkataan yang paling benar, yakni Alqur'an.

تِلْكَ ءَايٰتُ اللَّهِ نَتْلُوهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّ  ۖ  فَبِأَىِّ حَدِيثٍۢ بَعْدَ اللَّهِ وَءَايٰتِهِۦ يُؤْمِنُونَ
"Itulah ayat-ayat Allah yang Kami bacakan kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan perkataan mana lagi mereka akan beriman setelah Allah dan ayat-ayat-Nya."
(QS. Al-Jasiyah 45: Ayat 6)

فَذٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّ  ۖ  فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلَّا الضَّلٰلُ  ۖ  فَأَنّٰى تُصْرَفُونَ
"Maka itulah Allah, Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada setelah kebenaran itu melainkan kesesatan. Maka mengapa kamu berpaling (dari kebenaran)?"
(QS. Yunus 10: Ayat 32)

3. Bagaimana kalau mereka meng-klaim bahwa kebenaran itu hanya menurut ideologi mereka saja?

Dunia pasti akan kacau. Tidak ada negeri yang sejahtera dan aman dengan menggunakan ideologi selain Islam, mereka pasti tidak dapat menyebutkan contohnya satupun. Kalaupun mereka memberikan contoh, mereka hanya mengira-ngira dan menduga-duga saja, tanpa bukti. Padahal sangkaan itu tidak dapat dijadikan rujukan sedikitpun, dan tidak bisa sedikitpun untuk mengalahkan kebenaran. Hanya ideologi Islam yang terbukti mampu menyejahterakan rakyatnya, contohnya pada zaman Khalifah Umar bin Abdul Aziz.

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرٰىٓ ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالْأَرْضِ ...
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, ..."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 96)

وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَآءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمٰوٰتُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ  ۚ  بَلْ أَتَيْنٰهُمْ بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَنْ ذِكْرِهِمْ مُّعْرِضُونَ
"Dan seandainya kebenaran itu menuruti keinginan mereka, pasti binasalah langit dan bumi, dan semua yang ada di dalamnya. Bahkan Kami telah memberikan peringatan kepada mereka, tetapi mereka berpaling dari peringatan itu."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 71)

وَمَا لَهُمْ بِهِۦ مِنْ عِلْمٍ  ۖ  إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ  ۖ  وَإِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِى مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا
"Dan mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti dugaan, dan sesungguhnya dugaan itu tidak berfaedah sedikit pun terhadap kebenaran."
(QS. An-Najm 53: Ayat 28)

4. Kalau masing-masing ideologi ingin menang sendiri, bagaimana kita menyikapinya?

Kita harus tetap mendakwahkannya, meskipun mereka menolaknya. Agar kita bisa memberi alasan kepada Allah dan terlepas dari tanggungjawab kita, dan agar Allah pun punya alasan untuk membinasakan mereka karena mereka telah berpaling dari pengajaran yang Haq (Alqur'an). Karena kita tidak bertanggungjawab atas dosa-dosa mereka, tetapi kita berkewajiban mengingatkan agar mereka juga bertakwa.

وَإِذْ قَالَتْ أُمَّةٌ مِّنْهُمْ لِمَ تَعِظُونَ قَوْمًا  ۙ اللَّهُ مُهْلِكُهُمْ أَوْ مُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا  ۖ  قَالُوا مَعْذِرَةً إِلٰى رَبِّكُمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
"Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata, Mengapa kamu menasihati kaum yang akan dibinasakan atau diazab Allah dengan azab yang sangat keras? Mereka menjawab, Agar kami mempunyai alasan (lepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan agar mereka bertakwa."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 164)

مَّنِ اهْتَدٰى فَإِنَّمَا يَهْتَدِى لِنَفْسِهِۦ  ۖ  وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا  ۚ  وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرٰى  ۗ  وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتّٰى نَبْعَثَ رَسُولًا
"Barang siapa berbuat sesuai dengan petunjuk (Allah), maka sesungguhnya itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa tersesat maka sesungguhnya (kerugian) itu bagi dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, tetapi Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul."
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 15)

وَمَا عَلَى الَّذِينَ يَتَّقُونَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِّنْ شَىْءٍ وَلٰكِنْ ذِكْرٰى لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
"Orang-orang yang bertakwa tidak ada tanggung jawab sedikit pun atas (dosa-dosa) mereka; tetapi (berkewajiban) mengingatkan agar mereka (juga) bertakwa."
(QS. Al-An'am 6: Ayat 69)

5. Bagaimana agar kita tidak terpengaruh oleh ideologi mereka yang salah itu?

Tenang saja, mereka tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman. Maka tugas kita adalah memperkuat keimanan kita dengan terus belajar kepada 'alim ulama. Mereka hanya dapat mempengaruhi orang-orang yang menuruti hawa nafsunya, yang bersikap ragu-ragu dengan adanya azab di akhirat, yang sama seperti mereka.

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ  ۖ  لَا يَضُرُّكُمْ مَّنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ  ۚ  إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Jagalah dirimu; (karena) orang yang sesat itu tidak akan membahayakanmu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu semua akan kembali, kemudian Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 105)

فَإِنْ كُنْتَ فِى شَكٍّ مِّمَّآ أَنْزَلْنَآ إِلَيْكَ فَسْئَلِ الَّذِينَ يَقْرَءُونَ الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلِكَ  ۚ  لَقَدْ جَآءَكَ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ
"Maka jika engkau (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu maka tanyakanlah kepada orang yang membaca Kitab sebelummu. Sungguh, telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu maka janganlah sekali-kali engkau termasuk orang yang ragu,"
(QS. Yunus 10: Ayat 94)

يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُنْ مَّعَكُمْ  ۖ  قَالُوا بَلٰى وَلٰكِنَّكُمْ فَتَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ الْأَمَانِىُّ حَتّٰى جَآءَ أَمْرُ اللَّهِ وَغَرَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
"Orang-orang munafik memanggil orang-orang mukmin, Bukankah kami dahulu bersama kamu? Mereka menjawab Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri, dan kamu hanya menunggu, meragukan (janji Allah) dan ditipu oleh angan-angan kosong sampai datang ketetapan Allah; dan penipu (setan) datang memperdaya kamu tentang Allah."
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 14)

6. Kemudian, bagaimana agar mereka bisa kita ajak dan kita pengaruhi agar mau membenarkan dan menerima ideologi Islam ini?

Buatlah mereka merenung mencari kebenaran, dengan menceritakan kisah-kisah kaum terdahulu dan bekas-bekas azab yang masih terlihat nyata. Buat mereka takut kepada azab Allah yang diancamkan kepada orang-orang yang zhalim. Karena petunjuk itu bisa datang bila seseorang masih takut kepada azab.

قُلْ إِنَّمَآ أَعِظُكُمْ بِوٰحِدَةٍ  ۖ  أَنْ تَقُومُوا لِلَّهِ مَثْنٰى وَفُرٰدٰى ثُمَّ تَتَفَكَّرُوا  ۚ  مَا بِصَاحِبِكُمْ مِّنْ جِنَّةٍ  ۚ  إِنْ هُوَ إِلَّا نَذِيرٌ لَّكُمْ بَيْنَ يَدَىْ عَذَابٍ شَدِيدٍ
"Katakanlah, Aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal saja, yaitu agar kamu mencari kebenaran karena Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian agar kamu pikirkan (tentang Muhammad). Kawanmu itu tidak gila sedikit pun. Dia tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras."
(QS. Saba' 34: Ayat 46)

أَفَلَمْ يَهْدِ لَهُمْ كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُونِ يَمْشُونَ فِى مَسٰكِنِهِمْ  ۗ  إِنَّ فِى ذٰلِكَ لَءَايٰتٍ لِّأُولِى النُّهٰى
"Maka tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka (orang-orang musyrik) berapa banyak (generasi) sebelum mereka yang telah Kami binasakan, padahal mereka melewati (bekas-bekas) tempat tinggal mereka (umat-umat itu)? Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang berakal."
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 128)

فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ  ۖ  فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عٰقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
"Lalu Kami binasakan mereka, maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (kebenaran)."
(QS. Az-Zukhruf 43: Ayat 25)

... ۗ  إِنَّمَا تُنْذِرُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَأَقَامُوا الصَّلٰوةَ  ۚ  وَمَنْ تَزَكّٰى فَإِنَّمَا يَتَزَكّٰى لِنَفْسِهِۦ  ۚ  وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ
"... Sesungguhnya yang dapat engkau beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada (azab) Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka yang melaksanakan sholat. Dan barang siapa menyucikan dirinya, sesungguhnya dia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah tempat kembali."
(QS. Fatir 35: Ayat 18)

==== ====
[Tambahan]

Ada berapa pengajaran yang sangat lengkap dari Allah dalam surat Az-Zukhruf tentang perang ideologi ini, persisnya dari mulai ayat ke-22 sampai ayat 43.

Surat itu dibuka dengan ketegasan dari Allah bahwa Alqur'an ini kitab yang isinya semua jelas-jelas benar. Kebenaran Al-Qur'an itu ada yang terjadi di masa lampau, di masa sekarang, dan di masa akan datang, itu sudah kita bahas di atas.

Di dalam surat Az-Zukhruf Allah menceritakan tentang mengapa mereka memegang erat ideologi yang salah itu. Mereka menyangka bahwa merekalah yang benar, bahwa merekalah yang mendapat petunjuk, padahal mereka telah disesatkan oleh setan dan di akhirat nanti mereka akan menyesal dan bertengkar serta mengutuk para setan yang telah menyesatkannya itu.

Allah berbuat demikian karena mereka berpaling dari Al-Qur'an, mendustakan kebenaran, membenci orang yang memberikan peringatan dan memusuhinya.

Kemudian terakhir, pada ayat 43 di surat Az-Zukhruf itu Allah menegaskan kembali kepada orang-orang yang telah beriman agar tetap berpegang teguh pada Al-Qur'an, karena kita berada di jalan yang lurus.

Apabila masih kurang percaya juga dg Al-Qur'an, di ayat-ayat selanjutnya dalam surat Az-Zukhruf itu Allah menceritakan contoh-contoh orang yang hidup di zaman dahulu agar menjadi pelajaran bagi kita yang hidup di zaman sekarang, yang bisa kita analogikan dengan keadaan zaman sekarang.

Diantaranya adalah ular-ular milik para penyihir Fir'aun yang terkalahkan oleh ularnya mukjizat nabi Musa. Kalau dianalogikan dg zaman sekarang, kitab-kitab (buku-buku) yang mereka gunakan sebagai ideologi apapun akan kalah dg satu kitab yang membawa ideologi paling benar, yakni Alqur'an.

Apabila mereka masih tidak mau beriman dan berpindah kepada ideologi yang paling benar (Islam), maka ya sudah, Allah akan pisahkan mereka di akhirat. Dalam bagian akhir surat Az-Zukhruf itu, Allah beritakan kepada  yang beriman Allah bahwa mereka akan masuk surga, sedangkan yang tidak mau beriman Allah beritakan keadaan mereka di neraka. Dan saking sayangnya Allah kepada manusia, Allah masih tawarkan lagi di penghujung surat itu, agar lebih baik mereka beriman saja, bertauhid, berpegang teguh dan yakini saja ideologi Islam yang benar ini.

Tapi ya sudah, Allah sudah mengunci mati hati orang yang berteman dengan setan itu. Akhirnya, di ayat terakhir dalam surat Az-Zukhruf itu, Allah menyuruh orang-orang beriman agar meninggalkan mereka, ucapkan selamat tinggal, karena sudah cukup kita berdebat dan memberikan nasihat kepada mereka, selanjutnya urusan mereka kita serahkan kepada Allah.

Sekian, semoga Allah memberikan hidayah selalu kepada hati kita, sehingga kita bisa melihat wajah-Nya kelak di surga._

Kamis, 05 Oktober 2017

Semut, Lalat, dan Kebenaran Al-Qur'an

Oleh : Deni bin Mu'min

Semut akan datang memakan makanan yg telah beberapa saat ditinggalkan oleh manusia, semut tidak akan berani mendatangi makanan jika makanan itu masih ada di tangan manusia.

Sedangkan lalat, dia akan berani datang meskipun manusia masih menikmati makanan tersebut. Bahkan tidak sendirian, dia datang bersama beberapa lalat lainnya. Maka dari itu Allah katakan di dalam Al-Qur'an bahwa lalat itu kerjaannya merampas/merampok (سلب), yakni merampas makanan yang sedang dinikmati oleh manusia.

Makanan yang diambil oleh semut, manusia masih bisa mengambilnya kembali, karena semut menggigit makanan itu dengan sepasang rahangnya (istilah biologinya rahang ini disebut mandibula), dan semut bisa melepaskan kembali makanan itu dari capitan rahangnya jika semut itu terancam bahaya dari manusia.

Sedangkan lalat, mandibula (rahangnya) sangat kecil, mulutnya memiliki labium, yakni semacam belalai untuk menghisap, sehingga jika makanan itu sudah dihinggapi lalat, dapat dipastikan manusia tidak dapat mengambil kembali apa yang telah dihisap oleh lalat tersebut.

Sempurnalah firman Allah عز وجل yang telah menciptakan lalat. Pada saat ayat ini diturunkan kepada nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, manusia belum mengenal mikroskop, sehingga tidak dikenal istilah mandibula, labrum, dan labium. Tapi Allah sudah menjelaskan bahwa lalat itu merampas (سلب) dengan labiumnya, dan apabila makanan kita telah dirampas oleh lalat maka tidak akan bisa kita ambil lagi.

Firman Allah yang maha benar yang saya maksudkan adalah surat Al-Hajj ayat 73 berikut ini :

يٰٓأَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ ۥ ٓ  ۚ  إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ ۥ

   ۖ  وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَّا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ  ۚ

ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ

"Wahai manusia! Telah dibuat suatu perumpamaan. Maka dengarkanlah! Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat pun walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya.

Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu.

Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah."
(QS. Al-Hajj 22: Ayat 73)_

Sahabatku