Jumat, 25 Januari 2013

Perfect Enemy


Kotaku, musuhku
Orang-orang berkumpul disini
Untuk mencari sesuatu, mencari segala sesuatu
Untuk menjadi seseorang, untuk menjadi siapapun
Dengan kekuatan mereka, dengan kecerdasan mereka
Atau dengan keduanya
Pergi ke sini di waktu gelap, pulang dari sini di waktu gelap
Kegelapan kota ini
Macet, criminal, korupsi, polusi
Kekacauan ada di setiap tempat kuberdiri
Selalau dan selalu
Lagi dan lagi
Kota yang tak pernah tidur
Tapi hari demi hari, kupikir ini akan jadi kota terburuk
Sisi terang kehidupan manusia, hampir tidak ada
Kota yang rusak, oh.. ibu kota_

(Deni bin Mu'min)

Kamis, 24 Januari 2013

Ketika Diuji




Allah memberikan kita suatu ujian yang luar biasa untuk membuat kita menjadi luar biasa juga. Tenang saja, Allah maha tahu bahwa kita kuat menanggung beban ujian itu. Yang perlu kita lakukan hanya berdoa sepanjang masa, ikhtiar sekuat tenaga, dan tawakkal segenap jiwa.
Memang tidak ada yang bahagia ketika sakit, tapi orang yang menjadi sembuh setelah sakit itu akan lebih sangat bahagia daripada orang yang tidak pernah sakit, dan bahkan bisa jadi kita malah lebih bersyukur dan lebih dekat kepada Allah dengan kesehatan itu. Memang tidak ada yang bahagia ketika miskin, tapi orang yang menjadi kaya setelah miskin itu akan lebih sangat bahagia daripada orang yang tidak pernah miskin, dan bahkan bisa jadi kita malah lebih bersyukur dan lebih dekat kepada Allah dengan kekayaan itu.
Berdoa sepanjang masa artinya melatih kita ber-husnuzzhon kepada Allah. Berdoa sebelum kita memulai segala sesuatu atau setelah mengakhiri segala sesuatu juga akan membuat kita senantiasa mengingat Allah dan kita dijauhkan dari setan yang terkutuk. Berdoalah, karena berdoa itu berarti kita mengandalkan kekuatan Allah untuk membantu kita yang lemah di hadapan-Nya.
Ikhtiar sekuat tenaga berarti menggunakan kekuatan jiwa dan raga untuk mengeluarkan kita dari ujian yang tidak mengenakkan itu. Kekuatan jiwa itu dapat bersumber dari cinta, rasa kasih sayang, pujian, motivasi, dan bentuk-bentuk emosi positif lainnya yang kita terima. Sedangkan kekuatan raga itu dapat bersumber dari nutrisi dan gizi serta obat-obatan alami yang masuk ke dalam tubuh, lalu sebenarnya kekuatan jiwa itu juga dapat menguatkan raga kita.
Tawakkal segenap jiwa berarti tidak ada sedikitpun rasa di dalam dada yang mengungkapkan tentang ketidak senangan kepada Alllah, atau tidak ada kebergantungan sedikitpun kepada selain Allah. Pasrah sepenuh hati apapun yang akan terjadi.
Insya Allah, jika ketiga rangkaian itu kita lakukan, pasti Allah akan menolong kita. Karena doa merupakan senjata, ikhtiar merupakan tindakan nyata, dan tawakkal merupakan awal dari kemenangan kita. Sebuah senjata ampuh tidaknya tergantung siapa yang menggunakannya, bukan ketajamannya saja yang menjadi ukuran. Seberapapun lihainya kita memainkan/menggunakan senjata, jika tidak turun ke medan perang maka tidak akan ada musuh yang kita bunuh. Seampuh apapun senjata kita, dan sebanyak apapun prajurit kita di medan perang, jika tidak ada keyakinan akan menang maka semua sia-sia saja. Doa, ikhtiar, dan tawakkal merupakan sikap yang sangat dicintai Allah. Dan sungguh, saat-saat yang paling dekat antara seorang hamba dengan Allah adalah ketika kita bertawakkal kepada-Nya.

(Deni bin Mu'min)_

Kamis, 17 Januari 2013

Pengembangan IQ-EQ-SQ




Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa IQ merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan alam, EQ tentang hubungan dengan manusia, dan SQ tentang hubungan dengan Tuhan. Dan di bagian ini kita akan mengembangkan tiga kecerdasan itu.
Prinsip pengembangan IQ, ingatlah kalimat ini “every things is amazing.” Kalimat tersebut bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah “setiap hal/benda itu menakjubkan.” Apa yang anda pikirkan jika melihat sebatang pohon apel yang berdiri tegak di tengah kebun? Jika kita berpikir lebih dalam berdasarkan prinsip di atas, maka sebatang pohon apel itu menjadi sangat menakjubkan. Ada yang memikirkan tentang proses pertumbuhannya hingga masak buahnya, ada yang memikirkan tentang kegunaan batang dan kulit pohonnya. Dan dari sebatang pohon apel itu pula ada yang menemukan filosofi hidup, dan bahkan ada yang menemukan hukum gravitasi, Isaac Newton. Amazing bukan? Let’s think it deeply.
Prinsip pengembangan EQ, ingatlah kalimat ini “every connection has emotion.” Kalimat itu bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah “setiap hubungan –antarmanusia- itu memiliki emosi.” Perlu ditekankan bahwa yang dimaksud emosi itu adalah segala perasaan-perasaan yang dialami hati seperti kegembiraan, kesedihan, kemarahan, kecintaan, keberanian, dll. Apa yang anda rasakan ketika bertemu dengan seorang teman lama anda semasa SD? Atau apa yang anda rasakan ketika bertemu dengan orang yang baru pertama kali anda temui? Ya, kembali ke prinsip bahawa setiap hubungan antar manusia itu mempunyai emosi. Munculkan emosi anda ketika bertemu/berhubungan dengan setiap orang dengan mempertimbangkan suasana hati orang tersebut. Saat anda menghubungkan hati anda ke hati teman lama anda yang sedang bersedih, maka berperilakulah agar membuatnya senang/terhibur. Saat anda menghubungkan hati anda ke hati orang yang baru anda kenal, dan dia sedang bingung/ketakutan misalnya. Maka berperilakulah agar membuatnya nyaman. Begitu kira-kira prinsip pengembangan EQ ini.
Prinsip pengembangan SQ, ingatlah kalimat ini “every day for the day later.” Artinya “setiap hari adalah untuk hari kemudian/hari akhirat.” Dengan berorientasi kepada akhirat, apa-apa yang kita lakukan akan menjadi sangat hati-hati, karena kita tahu konsekwensinya di akhirat kelak. Dengan prinsip itu pula kita akan menjadi semakin dekat kepada Allah, karena Dialah yang merajai hari pembalasan di akhirat kelak. Ketika melihat dompet orang lain yang terjatuh sementara orang itu tidak sadar, apa yang anda lakukan? Jika kita mengacu pada prinsip pengembangan SQ tadi, kita akan mempertimbangkan dampak yang kita terima di akhirat dan Allahpun maha melihat. Saya yakin kita akan memberitahu pemilik dompet itu dan mengembalikan dompet itu. Tetapi jika tidak mempertimbangkan akhirat dan mengabaikan Allah, pastilah dompet dan isinya itu sudah berpindah di tangan kita selama-lamanya (mencuri).

(Deni bin Mu'min)_

Bangga vs Bersyukur




      Jika kita mencari kata “bangga” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), maka kita akan mendapati banyak konotasi negatif yang dikaitkan dengan kata tersebut. Sedangkan kata “syukur” semua dikaitkan dengan konotasi yang positif. Ini artinya ketika kita mendapatkan, mempunyai, atau meraih sesuatu yang menyenangkan hati, akan ada dua kemungkinan ekspresi yang akan dikeluarkan, yaitu sikap bangga atau sikap bersyukur. Sejarah membuktikan bahwa semua orang yang bersikap bangga itu akan berdampak tidak baik terhadap dirinya, sedangkan orang yang bersikap bersyukur itu dampaknya akan semakin baik untuk dirinya.
      Sikap bangga itu hanya untuk kesenangan diri sendiri, sedangkan sikap bersyukur itu akan memancing kesenangan/kebahagiaan bagi orang lain juga. Bangga itu tinggi hati, maka dari itu orang-orang yang hatinya direndahkan akan merasa tidak nyaman dengan keberadaan orang itu. Bersyukur itu rendah hati dan meninggikan Allah, sehingga orang-orang yang di sekelilingnya akan ikut merasa rendah di hadapan Allah, serta ikut meninggikan Allah.
      Untuk mengetahui apakah seseorang itu berbangga diri atau bersyukur, cobalah puji kelebihannya. Orang yang bangga akan meninggikan dirinya dan semakin berlagak di depan kita. Kalaupun ia memuji Allah, itu hanya basa-basi dan pura-pura belaka. Sedangkan orang yang bersyukur akan lebih banyak memuji Allah dan merendah hati, ia berusaha semaksimal mungkin untuk tidak memuji dirinya sendiri. Sebelum membaca mental orang lain, bercerminlah terlebih dahulu. Apakah kita cenderung bersikap bangga atau bersyukur?

(Deni bin Mu'min)_

Sabtu, 05 Januari 2013

Sepi



Kesepian ini kadang menjadi inspirasi, kadang menjadi lirik senyap
Apa yang tlah kualami tadi, kucurahkan tanpa ucap
Apa yang kan kulakukan nanti, kutuliskan dalam lelap
Kadang merasa seperti bintang di dasar laut
Tak bersinar dan tak pernah besar
Bahkan tertindih batu terseok-seok ombak
Kadang juga merasa seperti bintang di langit
Dianggap kecil sesungguhnya besar
Bahkan sinarku menyentuh mata mereka yang memandangiku
Kesepian ini kadang membuat luka, kadang mengisi tenaga
Perihnya hanya aku yang tahu
Kekuatannya hanya aku yang rasa_

(Deni bin Mu'min)

Sahabatku