Kamis, 17 Januari 2013

Bangga vs Bersyukur




      Jika kita mencari kata “bangga” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), maka kita akan mendapati banyak konotasi negatif yang dikaitkan dengan kata tersebut. Sedangkan kata “syukur” semua dikaitkan dengan konotasi yang positif. Ini artinya ketika kita mendapatkan, mempunyai, atau meraih sesuatu yang menyenangkan hati, akan ada dua kemungkinan ekspresi yang akan dikeluarkan, yaitu sikap bangga atau sikap bersyukur. Sejarah membuktikan bahwa semua orang yang bersikap bangga itu akan berdampak tidak baik terhadap dirinya, sedangkan orang yang bersikap bersyukur itu dampaknya akan semakin baik untuk dirinya.
      Sikap bangga itu hanya untuk kesenangan diri sendiri, sedangkan sikap bersyukur itu akan memancing kesenangan/kebahagiaan bagi orang lain juga. Bangga itu tinggi hati, maka dari itu orang-orang yang hatinya direndahkan akan merasa tidak nyaman dengan keberadaan orang itu. Bersyukur itu rendah hati dan meninggikan Allah, sehingga orang-orang yang di sekelilingnya akan ikut merasa rendah di hadapan Allah, serta ikut meninggikan Allah.
      Untuk mengetahui apakah seseorang itu berbangga diri atau bersyukur, cobalah puji kelebihannya. Orang yang bangga akan meninggikan dirinya dan semakin berlagak di depan kita. Kalaupun ia memuji Allah, itu hanya basa-basi dan pura-pura belaka. Sedangkan orang yang bersyukur akan lebih banyak memuji Allah dan merendah hati, ia berusaha semaksimal mungkin untuk tidak memuji dirinya sendiri. Sebelum membaca mental orang lain, bercerminlah terlebih dahulu. Apakah kita cenderung bersikap bangga atau bersyukur?

(Deni bin Mu'min)_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabatku