Jika
kita mencari kata “bangga” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), maka kita
akan mendapati banyak konotasi negatif yang dikaitkan dengan kata tersebut.
Sedangkan kata “syukur” semua dikaitkan dengan konotasi yang positif. Ini
artinya ketika kita mendapatkan, mempunyai, atau meraih sesuatu yang
menyenangkan hati, akan ada dua kemungkinan ekspresi yang akan dikeluarkan,
yaitu sikap bangga atau sikap bersyukur. Sejarah membuktikan bahwa semua orang
yang bersikap bangga itu akan berdampak tidak baik terhadap dirinya, sedangkan
orang yang bersikap bersyukur itu dampaknya akan semakin baik untuk dirinya.
Sikap
bangga itu hanya untuk kesenangan diri sendiri, sedangkan sikap bersyukur itu
akan memancing kesenangan/kebahagiaan bagi orang lain juga. Bangga itu tinggi
hati, maka dari itu orang-orang yang hatinya direndahkan akan merasa tidak
nyaman dengan keberadaan orang itu. Bersyukur itu rendah hati dan meninggikan
Allah, sehingga orang-orang yang di sekelilingnya akan ikut merasa rendah di
hadapan Allah, serta ikut meninggikan Allah.
Untuk
mengetahui apakah seseorang itu berbangga diri atau bersyukur, cobalah puji
kelebihannya. Orang yang bangga akan meninggikan dirinya dan semakin berlagak
di depan kita. Kalaupun ia memuji Allah, itu hanya basa-basi dan pura-pura
belaka. Sedangkan orang yang bersyukur akan lebih banyak memuji Allah dan
merendah hati, ia berusaha semaksimal mungkin untuk tidak memuji dirinya
sendiri. Sebelum membaca mental orang lain, bercerminlah terlebih dahulu.
Apakah kita cenderung bersikap bangga atau bersyukur?
(Deni bin Mu'min)_
(Deni bin Mu'min)_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar