Salahsatu manfaat adanya pesaing adalah kita menjadi
lebih giat dan tekun lagi untuk supaya lebih unggul dibanding pesaing kita itu,
lebih inovatif dan lebih baik. Dalam hal apapun, sekolah, bisnis, pencarian
jodoh, dll. Maka dari itu sangat wajar dan malah harus bagi kita untuk
mempunyai pesaing. Tetapi ingat, pesaing itu bukan musuh. Jadi meskipun
bersaing kita tidak boleh bermusuhan. Karena jelas bagi kita, musuh yang nyata
bagi kita hanya setan (baik dari kalangan jin dan manusia). Dalam perspektif
Islam, bersaing itu berarti kita akan sama-sama menang. Dan bermusuhan itu berarti
diantara kita akan ada yang menang dan ada yang kalah.
Baiklah, inilah pedoman bagaimana supaya kita bersaing tanpa bermusuhan. Pertama-tama sebelum kita mengenali
pesaing kita, kita harus terlebih dahulu mengetahui apakah kita bersaing dalam
hal kebaikan atau dalam hal keburukan. Misalnya, ketahui dulu apakah kita
bersaing dalam hal ketaatan dan prestasi atau bersaing dalam hal penumpukan
harta dan kemaksiatan? Nah setelah tahu bahwa hal itu adalah kebaikan, maka
bolehlah kita bersaing. Tapi jika kita tahu bahwa itu hal keburukan, maka
jangan sekali-kali kita bersaing untuk itu.
Selanjutnya, sebelum kita bersaing mari
kita mengukur diri dengan tujuan terlebih dahulu. Jika tujuan kita sama, maka
boleh kita bersaing. Tapi jika tujuan kita berbeda, persaingan itu tak ada
gunanya. Misalnya dalam dunia bisnis, saya berbisnis dalam bidang stationary
dan buku-buku. Sementara anda berbisnis dalam bidang jasa percetakan.
Selayaknya kita bukannya bersaing, tetapi kita seharusnya bekerjasama. Tetapi
jika saya dan anda sama-sama berbisnis obat-obatan herbal misalnya, boleh saja kita
bersaing.
Setelah mengetahui bahwa kita memiliki
pesaing, yang harus kita lakukan adalah mengasah strategi untuk “mengungguli”
saingan kita, bukan “menjatuhkan”. Saya ibaratkan seperti dua orang mujahid
yang bersaing dalam hal keahlian memainkan pedang dan berkuda. Dalam ikatan
Islam, keduanya bersaudara dan keduanya menghadapi musuh yang sama, yaitu
orang-orang kafir. Keduanya sama-sama mengasah kemampuannya dan giat berlatih,
bahkan tak jarang mereka berdua berlatih di tempat dan waktu yang sama. Apakah
mereka saling membunuh? Tidak, mereka bahkan bekerjasama dan saling membantu
dan memotivasi. Itulah bersaing dalam hal kebaikan, bukan untuk saling
menjatuhkan tetapi untuk saling membangun.
Dalam dunia bisnis, pernahkah anda
melihat ada kawasan sepanjang jalan di kanan dan kiri jalan dipenuhi oleh para
pedagang yang mayoritas berjualan barang dagangan yang sama? Ya, mereka
bersaing. Pernah juga kah anda melihat satu toko obat di suatu jalan, dan
kemudian baru ada toko obat lagi sekitar 5 kilometer dari toko obat yang tadi?
Ya, mereka juga bersaing. Dari kedua jenis saingan itu, adakah keduanya
bermusuhan? Ya mana saya tahu, saya kan tidak mewawancarainya. Pada intinya, saingan
itu ada untuk memotivasi kita agar terus berinovasi, bersemangat, terus
mengasah kreativitas dan meningkatkan pelayanan kita. Sekali lagi, bersaing
bukan untuk bermusuhan. Karena hati yang kotor akan menyumbat rizki kita. Dan
dalam realitanya, malah banyak kumpulan pesaing yang menyatukan dirinya dalam
suatu komunitas yang mereka buat. Dan komunitas itu pula yang membuat mereka
saling mendukung dan menyokong satu sama lain. Dalam sebuah kalimat yang
ringkas, saya menyimpulkan “buatlah pelanggan anda tersenyum manis dan jagalah
senyum manis pelanggan anda, jika anda tidak menjaganya maka senyum manisnya
akan berpindah ke pesaing anda dan kata-kata pahitnya akan menyebar ke
pelanggan/calon pelanggan anda yang lain.”
(Deni bin Mu'min)_
(Deni bin Mu'min)_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar