Takut disebabkan oleh situasi, khawatir disebabkan oleh kondisi. Pesimis adalah kegagalan mengatasi situasi & kondisi tersebut.
Dalil 1: Setiap orang baik dan melakukan kebaikan (ikhtiar), harus optimis pasti Allah akan balas dengan kebaikan pula.
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ
"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. "
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 7)
Dalil 2: Setiap orang yang berikhtiar untuk tujuan duniawi ataupun ukhrowi, pasti Allah akan berikan jalannya. #optimis
كُلًّا نُّمِدُّ هٰٓؤُلَآءِ وَهٰٓؤُلَآءِ مِنْ عَطَآءِ رَبِّكَ ۚ وَمَا كَانَ عَطَآءُ رَبِّكَ مَحْظُورًا
"Kepada masing-masing (golongan), baik (golongan) ini (yang menginginkan dunia) maupun (golongan) itu (yang menginginkan akhirat), Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi."
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 20)
Dalil 3: Orang yang tidak melihat hasil dari ikhtiarnya di dunia ini, pasti akan Allah berikan hasilnya di akhirat. #optimis
لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنٰى وَزِيَادَةٌ ۖ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌ ۚ أُولٰٓئِكَ أَصْحٰبُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خٰلِدُونَ
"Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah). Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) dalam kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya."
(QS. Yunus 10: Ayat 26)
Dalil 4: orang sebejat dan sejahat apapun tidak boleh pesimis bahwa dia juga bisa merubah dirinya menjadi lebih baik dan mendapatkan kebaikan dari Allah.
قُلْ يٰعِبَادِىَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلٰىٓ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Katakanlah, Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Az-Zumar 39: Ayat 53)
Dalil 5: jelas sekali bahwa pesimis atau putus asa itu dilarang, tidak boleh bagi orang Islam.
ُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَا۠يْئَسُوا مِنْ رَّوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ لَا يَا۠يْئَسُ مِنْ رَّوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُونَ
"Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir."
(QS. Yusuf 12: Ayat 87)
قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبِّهِۦٓ إِلَّا الضَّآلُّونَ
"Dia (Ibrahim) berkata, Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat."
(QS. Al-Hijr 15: Ayat 56)
Dalil 6: meskipun orang-orang di sekitar kita menggiring kita ke arah pesimis, kita sebagai orang yang beriman harus tetap optimis. Sebagaimana nabi Musa yang sangat optimis.
فَلَمَّا تَرٰٓءَا الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحٰبُ مُوسٰىٓ إِنَّا لَمُدْرَكُونَ
"Maka ketika kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, Kita benar-benar akan tersusul."
(QS. Asy-Syu'ara' 26: Ayat 61)
قَالَ كَلَّآ ۖ إِنَّ مَعِىَ رَبِّى سَيَهْدِينِ
"Dia (Musa) menjawab, Sekali-kali tidak akan (tersusul); sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku."
(QS. Asy-Syu'ara' 26: Ayat 62)
Dalil 7: nabi Zakaria yang secara manusiawi juga sudah sangat tua dan tidak mungkin untuk punya anak, tapi beliau tetap optimis bahwa Allah akan memberikan anak kepadanya. Beliau tidak pernah pesimis meskipun kemungkinan itu sangat kecil bahkan orang lain menganggap tidak ada peluang sama sekali untuk bisa punya anak.
قَالَ رَبِّ إِنِّى وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّى وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنۢ بِدُعَآئِكَ رَبِّ شَقِيًّا
"Dia (Zakaria) berkata, Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku."
(QS. Maryam 19: Ayat 4)
وَإِنِّى خِفْتُ الْمَوٰلِىَ مِنْ وَرَآءِى وَكَانَتِ امْرَأَتِى عَاقِرًا فَهَبْ لِى مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّا
"Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu,"
(QS. Maryam 19: Ayat 5)_