Patah hati merupakan salahsatu sumber penyakit mental
manusia, dan ini perlu disembuhkan serta dicegah. Patah hati terjadi saat hati
kita dengan hati seseorang sudah tersambung/menyatu, namun karena hubungan yang
kurang harmonis maka terjadilah patah hati itu. Patah hati bisa menjadi sangat
menyakitkan dan membuat penderitanya terkena penyakit fisik juga. Sampai sedahsyat
itu dampaknya. Tapi dengan membaca tulisan singkat ini semoga kita tak perlu
lagi patah hati.
Mencegah patah hati bisa dilakukan dengan dua cara,
yaitu pertama jangan menyambungkan hati kita kepada orang yang tidak
se-khufu/sederajat dengan kita. Analoginya, jika kita ingin menyambungkan rel
kereta api yang terbuat dari baja, maka kita harus menyambungnya dengan baja
pula. Bukan dengan timah maupun emas. Karena sudah pasti timah akan cepat
rusak/patah apabila dilintasi oleh kereta api yang begitu berat bobotnya. Bukan
juga kita menyambungnya dengan emas, karena sudah pasti para pencuri akan
mengincar dan bekerja keras untuk memotong rel sambungan baja dan emas itu. Artinya
untuk mencegah patah hati ini janganlah kita mencoba-coba menghubungkan hati
kita (mencintai/menikahi) orang yang tidak se-khufu, karena rentan sekali akan
tidak harmonis hubungan itu. Orang pintar yang menikahi orang bodoh bisajadi
akan mengalami komunikasi yang sngat sulit diantara hubungan percintaan mereka.
Orang miskin yang menikahi orang kaya bisajadi akan mempunyai gaya hidup dan
penyikapan yang berbeda ketika mengahadapi suatu masalah bersama-sama, sehingga
hubungan itu membuat hubungan hati ke hati kurang harmonis. Orang dengan fisik yang dibawah standar jika
menikahi/mencintai orang yang terlalu cantik atau terlalu tampan akan gampang
cemburu, pasangannya beresiko tinggi untuk menggoda atau tergoda oleh orang
lain yang fisiknya lebih baik dari kita, dll. Pokoknya lebih baik kita
mencintai/menikahi (menghubungkan hati kita) dengan orang yang
se-khufu/sederajat dengan keadaan kita, baik dari sisi duniawi maupun ukhrowi.
Dan kedua, rawatlah hubungan hati ke hati itu dengan
komunikasi yang efektif, tidak menzholimi orang yang punya hubungan hati kepada
kita. Kembali ke analogi rel kereta api tadi. PT.KAI mempunyai karyawan yang
tugasnya mengecek kualitas rel dalam setiap jangka waktu tertentu, khawatir ada
bantalan yang rusak, atau mur/baut yang lepas, baja yang berkarat, batu kerikil
yang kurang, dll. Artinya kita juga harus mengecek kualitas hubungan kita dengan
seseorang yang telah kita sambung hatinya itu. Apakah ada kata-kata yang kasar,
perhatian yang kurang, kebiasaan baik yang terlupakan, atau kenyamanan yang
mulai terganggu? dll. Kita dianjurkan tidak menzholimi rel kereta api itu
dengan mengambil batu kerikilnya, atau melepas bautnya, atau mengganjalnya
dengan benda-benda apapun. Artinya kita jangan sampai juga menzholimi orang
yang mempunyai hubungan hati dengan kita itu, itulah perawatannya agar hati
tetap tersambung dengan kualitas yang terbaik, dan tidak sampai patah tentunya.
Sedangkan bagi yang sudah mengalami patah hati itu,
maka obatnya hanya satu. Yaitu adalah segera menyambungnya dengan hati baru
yang lainnya. Jika kita putus cinta maka satu-satunya solusi adalah jatuh cinta
lagi, maka insya Allah tidak akan ada rasa sakit lagi karena patah hati itu
telah berlalu. Tidak perlu panjang lebar untuk menjelaskan hal ini, hanya
tinggal perlu keberanian kita saja untuk mencoba mencintai orang lain sebagai
pengganti cinta yang lama. Ini akan menjadi sangat mudah jika anda juga membaca
tulisan saya sebelumnya yang berjudul “mengatur rasa kehilangan.”
(Deni bin Mu'min)_
(Deni bin Mu'min)_