Selasa, 30 April 2013

Patah Hati




Patah hati merupakan salahsatu sumber penyakit mental manusia, dan ini perlu disembuhkan serta dicegah. Patah hati terjadi saat hati kita dengan hati seseorang sudah tersambung/menyatu, namun karena hubungan yang kurang harmonis maka terjadilah patah hati itu. Patah hati bisa menjadi sangat menyakitkan dan membuat penderitanya terkena penyakit fisik juga. Sampai sedahsyat itu dampaknya. Tapi dengan membaca tulisan singkat ini semoga kita tak perlu lagi patah hati.
Mencegah patah hati bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama jangan menyambungkan hati kita kepada orang yang tidak se-khufu/sederajat dengan kita. Analoginya, jika kita ingin menyambungkan rel kereta api yang terbuat dari baja, maka kita harus menyambungnya dengan baja pula. Bukan dengan timah maupun emas. Karena sudah pasti timah akan cepat rusak/patah apabila dilintasi oleh kereta api yang begitu berat bobotnya. Bukan juga kita menyambungnya dengan emas, karena sudah pasti para pencuri akan mengincar dan bekerja keras untuk memotong rel sambungan baja dan emas itu. Artinya untuk mencegah patah hati ini janganlah kita mencoba-coba menghubungkan hati kita (mencintai/menikahi) orang yang tidak se-khufu, karena rentan sekali akan tidak harmonis hubungan itu. Orang pintar yang menikahi orang bodoh bisajadi akan mengalami komunikasi yang sngat sulit diantara hubungan percintaan mereka. Orang miskin yang menikahi orang kaya bisajadi akan mempunyai gaya hidup dan penyikapan yang berbeda ketika mengahadapi suatu masalah bersama-sama, sehingga hubungan itu membuat hubungan hati ke hati kurang harmonis.  Orang dengan fisik yang dibawah standar jika menikahi/mencintai orang yang terlalu cantik atau terlalu tampan akan gampang cemburu, pasangannya beresiko tinggi untuk menggoda atau tergoda oleh orang lain yang fisiknya lebih baik dari kita, dll. Pokoknya lebih baik kita mencintai/menikahi (menghubungkan hati kita) dengan orang yang se-khufu/sederajat dengan keadaan kita, baik dari sisi duniawi maupun ukhrowi.
Dan kedua, rawatlah hubungan hati ke hati itu dengan komunikasi yang efektif, tidak menzholimi orang yang punya hubungan hati kepada kita. Kembali ke analogi rel kereta api tadi. PT.KAI mempunyai karyawan yang tugasnya mengecek kualitas rel dalam setiap jangka waktu tertentu, khawatir ada bantalan yang rusak, atau mur/baut yang lepas, baja yang berkarat, batu kerikil yang kurang, dll. Artinya kita juga harus mengecek kualitas hubungan kita dengan seseorang yang telah kita sambung hatinya itu. Apakah ada kata-kata yang kasar, perhatian yang kurang, kebiasaan baik yang terlupakan, atau kenyamanan yang mulai terganggu? dll. Kita dianjurkan tidak menzholimi rel kereta api itu dengan mengambil batu kerikilnya, atau melepas bautnya, atau mengganjalnya dengan benda-benda apapun. Artinya kita jangan sampai juga menzholimi orang yang mempunyai hubungan hati dengan kita itu, itulah perawatannya agar hati tetap tersambung dengan kualitas yang terbaik, dan tidak sampai patah tentunya.
Sedangkan bagi yang sudah mengalami patah hati itu, maka obatnya hanya satu. Yaitu adalah segera menyambungnya dengan hati baru yang lainnya. Jika kita putus cinta maka satu-satunya solusi adalah jatuh cinta lagi, maka insya Allah tidak akan ada rasa sakit lagi karena patah hati itu telah berlalu. Tidak perlu panjang lebar untuk menjelaskan hal ini, hanya tinggal perlu keberanian kita saja untuk mencoba mencintai orang lain sebagai pengganti cinta yang lama. Ini akan menjadi sangat mudah jika anda juga membaca tulisan saya sebelumnya yang berjudul “mengatur rasa kehilangan.”

(Deni bin Mu'min)_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabatku