Duhai penawar laraku..
Engkaulah cahaya yang menyapu lenyapkan bayang-bayang
Engkaulah hembusan angin yang menyamar haluskan jejak-jejak
Engkaulah tetesan hujan yang mengusir kekeringan
Engkaulah embun yang turun menyejukkan rumput gurun
Bertahanlah cinta, aku akan datang pada suatu masa
Yang belum dapat kusebutkan kalendernya
Bersabarlah cinta, dengan izin Allah semua itu akan nyata
Mungkin saja sebentar lagi tiba waktunya
Deritamu kurasakan sampai mendalam
Memicu semangatku untuk melawan resiko besar yang menghadang
Tahukah kamu apa yang terjadi wahai cinta
Itu semua datang karena keimananmu yang begitu besar
Bila engkau hendak melihat biru,
Tengoklah langit bukan laut
Bila engkau hendak melihat putih,
Tengoklah awan bukan kertas
Naiklah dan tataplah pemandangan langit dan juga awan
Mereka mengajarkan kita tentang suatu komitmen
Birunya langit tak diubah oleh ganggang, dia permanen
Putihnya awan tak diubah oleh tinta, dia konsisten
Cintaku, puisi ini adalah rahasia antara aku dan Allah saja
Engkau akan membacanya, InsyaAllah dalam keadaan aman tanpa beban
Saat semua ujian kesulitan telah berubah menjadi kelezatan
Di sisiku, dalam dekap kehangatan dan kedamaian
(Deni bin Mu'min, Arsitek Rumah Tangga)_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar