Sebagai manusia yang menempati bumi, suatu saat nanti pasti akan
meninggalkan bumi ini dan melanjutkan ke alam selanjutnya. Lalu timbullah
pertanyaan, apa tujuan kita hidup di bumi ini? Ya, tujuan kita hidup adalah
untuk bahagia. Siapapun itu, semua orang yang menempati bumi ini sesungguhnya
mencari dan mengejar kebahagiaan. Ada yang mencari kebahagiaan dengan mengukir
prestasi-prestasi di sekolah, ada yang mencari kebahagiaan dengan bekerja keras
dan mendapatkan gaji besar, ada yang mencari kebahagiaan dengan menikahi gadis
cantik, ada yang mncari kebahagiaan dengan mengkonsumsi rokok, ada yang mencari
kebahagiaan dengan mengkonsumsi narkoba, mencari kebahagiaan dengan pacaran/berzina,
ada juga yang mencari kebahagiaan dengan sholat dan berdzikir di masjid, mencari kebahagiaan dengan
banyak bersedekah, mencari kebahagiaan dengan menghapal Alqur’an, dll.
Dari berbagai macam cara orang meraih kebahagiaan itu, dapat
diklasifikasikan bahwa ternyata ada orang yang mencari kebahagiaan itu dengan
jalan yang diridhoi Allah, dan ada juga yang mencari kebahagiaan dengan jalan
yang dimurkai Allah. Namun ketahuilah, kebahagiaan yang dimurkai Allah itu
sifatnya hanya sesaat/sebentar saja. Merokok atau mengkonsumsi narkoba
misalnya, rasa bahagia itu hanya ketika rokok/narkoba itu terhisap saja, ketika
penyakit mulai menumpuk di dalam tubuh maka tidak ada lagi kebahagiaan, malah
yang ada adalah penderitaan panjang yang berujung kematian. Misalnya lagi,
orang yang mencari kebahagiaan dengan berzina. Rasa bahagianya yang sesaat
tidak sebanding dengan penderitaan yang dia alami, khususnya bagi wanita yang
hamil dari hasil perzinahan. Penderitanya
dia rasakan dimulai dari beberapa saat setelah selesainya hubungan badan itu
terjadi hingga dia melahirkan/menggugurkan anak yang tidak diharapkan ada dalam
kandungannya, atau terkena penyakit kelamin yang belum ada obatnya hingga
akhirnya dia meninggal dunia.
Sedangkan kebahagiaan yang diraih melalui jalur yang diridhoi Allah, rasa
bahagia itu dia rasakan saat di dunia ini hingga ke alam kubur/akhirat kelak.
Betapa banyak orang yang begitu senang mendirikan sholat tahajud, senang
menghapalkan alqur’an, senang dan rajin menjalankan puasa sunnah, dll.
Orang-orang yang bahagia di jalur yang benar itu, pasti akan merasakan bahagia
juga setelah wafatnya. Insya Allah, biiznillah.
Kembali kepada cita-cita, kalau saya
boleh menyimpulkan dari tentang kebahagiaan, kebahagiaan tertinggi kita
sebenarnya adalah bertemu Allah SWT, Tuhan yang kita sembah setiap hari. Itulah
kebahagiaan yang paling sempurna yang kita dambakan. Maka untuk mencapai
kebahagiaan sempurna itu adalah dengan menjalankan kehidupan ini dengan pedoman
alqur’an dan sunnah nabi Muhammad SAW. Segala hal yang kita lakukan dalam
kehidupan ini harus taat dengan rambu-rambu agama Islam yang Allah atur, karena
Dialah yang menciptakan kita dan seluruh makhlukNya, maka Dialah yang paling
mengerti bagaimana kita seharusnya melaksanakan sistem kehidupan ini.
Jika ada orang yang bilang “jangan bawa-bawa agama” sesungguhnya orang itu
telah terasuki pemikiran sekuler. Padahal suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW
selalu membawa-bawa agama dalam kehidupan beliau. Dalam memeluk Islam kitapun
harus masuk Islam dan menjalankan Islam secara keseluruhan. Artinya dalam
keseluruhan aktifitas kita harus selalu menggunakan pedoman Islam dan jangan
keluar dari batas-batas Islam. Ada analogi yang sangat cocok untuk ini,
misalnya Anda masuk kuliah di sebuah universitas “A” dan terdaftar secara
resmi, maka secara otomatis Anda akan terikat dan harus mematuhi tata tertib
yang ada di dalam kampus tersebut. Mulai dari penggunaan seragam, pengambilan
mata kuliah, dll. Jika Anda menggunakan seragam kampus lain, atau Anda
melanggar tata tertib kampus dengan pelanggaran berat, maka konsekuensinya
adalah Anda akan mengalami teguran, sanksi, bahkan drop out dikarenakan
Anda tidak mau memakai/mematuhi aturan yang berlaku di dalam kampus Anda itu. Dalam
status Anda yang juga terdaftar secara resmi beragama Islam, maka Andapun harus
melaksanakan tata tertib Islam dalam segala aspek kehidupan Anda. Adapun dalil
yang bisa kita jadikan rujukan adalah:
· Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian
tidak akan sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur'an) dan
sunnah Rasulullah Saw. (HR. Muslim)
· Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke
dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah: 208)
(Deni bin Mu'min)_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar