Minggu, 10 Agustus 2014

Cita-cita Hidup




Sebagai manusia yang menempati bumi, suatu saat nanti pasti akan meninggalkan bumi ini dan melanjutkan ke alam selanjutnya. Lalu timbullah pertanyaan, apa tujuan kita hidup di bumi ini? Ya, tujuan kita hidup adalah untuk bahagia. Siapapun itu, semua orang yang menempati bumi ini sesungguhnya mencari dan mengejar kebahagiaan. Ada yang mencari kebahagiaan dengan mengukir prestasi-prestasi di sekolah, ada yang mencari kebahagiaan dengan bekerja keras dan mendapatkan gaji besar, ada yang mencari kebahagiaan dengan menikahi gadis cantik, ada yang mncari kebahagiaan dengan mengkonsumsi rokok, ada yang mencari kebahagiaan dengan mengkonsumsi narkoba, mencari kebahagiaan dengan pacaran/berzina, ada juga yang mencari kebahagiaan dengan sholat dan berdzikir di masjid, mencari kebahagiaan dengan banyak bersedekah, mencari kebahagiaan dengan menghapal Alqur’an, dll.
Dari berbagai macam cara orang meraih kebahagiaan itu, dapat diklasifikasikan bahwa ternyata ada orang yang mencari kebahagiaan itu dengan jalan yang diridhoi Allah, dan ada juga yang mencari kebahagiaan dengan jalan yang dimurkai Allah. Namun ketahuilah, kebahagiaan yang dimurkai Allah itu sifatnya hanya sesaat/sebentar saja. Merokok atau mengkonsumsi narkoba misalnya, rasa bahagia itu hanya ketika rokok/narkoba itu terhisap saja, ketika penyakit mulai menumpuk di dalam tubuh maka tidak ada lagi kebahagiaan, malah yang ada adalah penderitaan panjang yang berujung kematian. Misalnya lagi, orang yang mencari kebahagiaan dengan berzina. Rasa bahagianya yang sesaat tidak sebanding dengan penderitaan yang dia alami, khususnya bagi wanita yang hamil dari hasil perzinahan. Penderitanya dia rasakan dimulai dari beberapa saat setelah selesainya hubungan badan itu terjadi hingga dia melahirkan/menggugurkan anak yang tidak diharapkan ada dalam kandungannya, atau terkena penyakit kelamin yang belum ada obatnya hingga akhirnya dia meninggal dunia.
Sedangkan kebahagiaan yang diraih melalui jalur yang diridhoi Allah, rasa bahagia itu dia rasakan saat di dunia ini hingga ke alam kubur/akhirat kelak. Betapa banyak orang yang begitu senang mendirikan sholat tahajud, senang menghapalkan alqur’an, senang dan rajin menjalankan puasa sunnah, dll. Orang-orang yang bahagia di jalur yang benar itu, pasti akan merasakan bahagia juga setelah wafatnya. Insya Allah, biiznillah.
Kembali  kepada cita-cita, kalau saya boleh menyimpulkan dari tentang kebahagiaan, kebahagiaan tertinggi kita sebenarnya adalah bertemu Allah SWT, Tuhan yang kita sembah setiap hari. Itulah kebahagiaan yang paling sempurna yang kita dambakan. Maka untuk mencapai kebahagiaan sempurna itu adalah dengan menjalankan kehidupan ini dengan pedoman alqur’an dan sunnah nabi Muhammad SAW. Segala hal yang kita lakukan dalam kehidupan ini harus taat dengan rambu-rambu agama Islam yang Allah atur, karena Dialah yang menciptakan kita dan seluruh makhlukNya, maka Dialah yang paling mengerti bagaimana kita seharusnya melaksanakan sistem kehidupan ini.
Jika ada orang yang bilang “jangan bawa-bawa agama” sesungguhnya orang itu telah terasuki pemikiran sekuler. Padahal suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW selalu membawa-bawa agama dalam kehidupan beliau. Dalam memeluk Islam kitapun harus masuk Islam dan menjalankan Islam secara keseluruhan. Artinya dalam keseluruhan aktifitas kita harus selalu menggunakan pedoman Islam dan jangan keluar dari batas-batas Islam. Ada analogi yang sangat cocok untuk ini, misalnya Anda masuk kuliah di sebuah universitas “A” dan terdaftar secara resmi, maka secara otomatis Anda akan terikat dan harus mematuhi tata tertib yang ada di dalam kampus tersebut. Mulai dari penggunaan seragam, pengambilan mata kuliah, dll. Jika Anda menggunakan seragam kampus lain, atau Anda melanggar tata tertib kampus dengan pelanggaran berat, maka konsekuensinya adalah Anda akan mengalami teguran, sanksi, bahkan drop out dikarenakan Anda tidak mau memakai/mematuhi aturan yang berlaku di dalam kampus Anda itu. Dalam status Anda yang juga terdaftar secara resmi beragama Islam, maka Andapun harus melaksanakan tata tertib Islam dalam segala aspek kehidupan Anda. Adapun dalil yang bisa kita jadikan rujukan adalah:
·  Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur'an) dan sunnah Rasulullah Saw. (HR. Muslim)
·      Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah: 208)


(Deni bin Mu'min)_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabatku