Jumat, 05 Februari 2016

Keseimbangan Doa, Ikhtiar, dan Tawakkal


Oleh: Deni bin Mu'min

Orang² di luar sana masih bnyk yg salah dlm mengamalkan DIT (Doa - Ikhtiar - Tawakkal), maka dari itu dg kterbatasan ilmu sy brusaha ingin menjelaskan kpd anda, agar anda jg menjelaskan kpd orang² di luar sana.

Antara doa, ikhtiar, dan tawakkal itu proporsinya harus sama, seimbang, tdk blh jomplang. Klo suatu kberhasilan itu ukurannya 100%, maka brarti proporsi antara doa, ikhtiar dan tawakkal itu sama-sama 33,3%.

Langsung aja deh ke contoh:
Misalnya anda punya rambut yg kacau balau gak karuan, lalu anda berkeinginan utk punya rambut yg rapi. Apa yg hrs anda lakukan?

Yg pertama anda lakukan harusnya adlh.. berdoa. Berdoa minta petunjuk agar ktemu tukang salon yg handal utk bs mnyelesaikan masalah rambut anda itu. Yg kedua adlh ikhtiar mencari, jalan ke luar keliling kota utk mencari tukang salon yg handal itu. Naah klo ud ktmu, baru deh tawakkal. Pasrah total mau diapain kek sm tukang salon itu, yg penting tujuan anda tercapai, yaitu punya rambut yg rapi.

Ketiga hal itu tdk bs terpisahkan, jika anda terlalu mngandalkan doa, meminta agar ktmu tukang salon yg handal, bahkan berharap tukang salon itu dtng ke rumah anda dg membawa peralatan lengkapnya, sdngkan anda tdk melakukan ikhtiar dan tawakkal, itu salah. Maka akan sangat kecil kemungkinannya masalah rambut anda bs slesai.

Bila anda langsung berikhtiar mencari tukang salon dan akhirnya ktemu. Lalu andapun bs pasrah diapain aja sm tukang salonnya, tanpa anda iringi dg berdoa, sy khawatir anda akan dipertemukan dg tukang salon yg kurang pandai, sehingga masalah rambut anda blm selesai ktika kluar dari ruangan salon itu dan andapun sdkit kcewa dg pelayanannya. Krna anda terlalu mngandalkan diri sendiri dan mngabaikan berdoa meminta yg terbaik kpd Allah.

Bila anda sudah berdoa dan ikhtiar, lalu saat di salon anda tdk bs pasrah diatur oleh pegawai salon itu, tdk bs tawakkal, maka anda jg akan mndapatkan hasil pnyelesaian yg kurang sempurna pd rambut anda.

Jd, kesimpulannya.. Kita kembali pd keseimbangan. Proporsi doa, ikhtiar, dan tawakkal itu hrs seimbang. Jgn kbanyakan doa tp ikhtiarnya sdkit, jgn kbnyakan ikhtiar tp berdoa dan tawakkalnya sdkit. Jika anda ud berdoa dan ikhtiar dg maksimal, maka tawakkalnya jg hrs maksimal, naah ud blm kira²?

Doa ada ayatnya, itu hrs kita amalkan. Iktiar ada ayatnya, dan tawakkal jg ada ayatnya, ya klo gak diamalkan lalu alquran mau kita apakan?

Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa."
[QS. Ali 'Imran: Ayat 38]

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran.
[QS. Al-Baqarah: Ayat 186]

Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu nikmat yang telah diberikan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Sungguh, Allah Maha Mendengar (permintaan doa hamba²Nya), Maha Mengetahui (ikhtiar hamba²Nya),
[QS. Al-Anfal: Ayat 53]

"..Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun (doa) untuk mereka, dan bermusyawarahlah (ikhtiar) dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal."
[QS. Ali 'Imran: Ayat 159]

Baik teman², sgtu aja. Mudah²an bermanfaat._

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabatku