“Segala Sesuatu yang Berpasangan Itu
Bekerjasama”
Kerjasama dapat diartikan menjadi dua,
yaitu bekerja melakukan hal yang sama dalam waktu yang bersamaan, dan dapat
pula diartikan melakukan sesuatu yang berbeda dalam rangka mencapai tujuan yang
sama.
Di dalam tubuh kita, segala sesuatu yang
berpasangan itu bekerjasama. Sepasang kaki, tangan, mata, telinga, paru-paru,
ginjal, dll. Coba perhatikan sepasang kaki kita. Kaki kanan dan kaki kiri,
mereka melangkah, berjalan, berlari, dan melompat secara bersama-sama. Jika
misalnya kaki kiri itu lumpuh, di depan sana ada sebuah lubang dengan diameter
1 meter, maka sulit bagi kita untuk melompati lubang tersebut bukan? Tetapi
jika kaki kita sehat dua-duanya, maka itu bisa sangat mudah kita lakukan.
Sepasang tangan kita, tangan kanan dan
tangan kiri. Mereka bekerjasama dalam mengetik tulisan ini untuk Anda. Mereka
bekerjasama dalam membuat kue, memasak, menyetrika, mengendarai mobil atau
motor, dsb. Kita sebagai sepasang suami-istri seharusnya bekerjasama untuk
menghasilkan sesuatu, bukan saling menyerang dan menyakiti. Jika tangan kanan
melukai tangan kiri, dan tangan kiri pun berusaha melawan dan melukai tangan
kanan, maka kedua tangan itu bukannya menghasilkan sesuatu tapi malah dapat
melumpuhkan salahsatu diantara mereka. Jika ada permasalahan atau sebuah
keinginan hendaknya sepasang tangan itu bekerjasama untuk menyelesaikan masalah
itu, untuk merealisasikan keinginan itu. Hendaknya sepasang suami-istripun jika
menemukan permasalahan harus bekerjasama mencari solusinya, bukan malah
bertengkar dan menyakiti hati dan fisik pasangannya.
Tetapi perlu diingat, bahwa tidak semua
pekerjaan dapat dilakukan oleh kedua tangan. Ada kekuhususan
pekerjaan-pekerjaan tertentu yang hanya bisa dilakukan oleh satu tangan saja. Seperti
misalnya menulis dengan tangan kanan, membersihkan telinga kiri dengan tangan
kiri, dll. Jadi pada saat tangan kanan menulis, jika tangan kiri ikut campur
atau mengambil alih karena nanti bisa jadi pekerjaan menulis itu menjadi lambat
dan kacau. Ini artinya suami-istri pun harus menyerahkan pekerjaan-pekerjaan
tertentu dilakukan sepenuhnya menjadi tanggungjawab suaminya saja atau istrinya
saja, dan harus ikhlas dalam mengerjakannya, agar tidak terjadi kekacauan dalam
hasil pekerjaan itu. Misalnya dalam hal memperbaiki atap yang bocor itu khusus
pekerjaan suami, dalam hal memasak menu tertentu itu khusus pekerjaan istri,
dsb.
Mata kanan dan mata kiri. Ada makna yang
istimewa dari sepasang mata kita. Mata kanan dan mata kiri sebenarnya melihat
dari sisi/sudut pandang yang berbeda, tapi karena berbeda sudutpandang itulah,
kita menjadi seimbang dan saling melengkapi dalam memandang suatu objek. Jika
kepala kita menghadap lurus ke depan, ada benda yang sama-sama dapat dilihat
oleh kedua mata kita, dan ada juga benda yang hanya dapat dilihat oleh
salahsatu mata saja. Maka kedua mata itu menginformasikan benda yang dilihatnya
itu kepada otak, sehingga mata kanan dan kiri telah saling bekerjasama meskipun
dari sudut yang berbeda, untuk kesempurnaan informasi yang kita dapatkan.
Inti dari pembicaraan ini sebenarnya
saya ingin memberikan pengarahan kepada pembaca sekalian yang telah menjadi
sepasang suami-istri. Tentang sepasang mata misalnya, jika ini dianalogikan
pada sepasang suami-istri, maka perbedaan sudut pandang diantara mereka
sebenarnya dapat menjadi penyempurna solusi dari masalah yang sedang mereka
hadapi. Asalkan prinsipnya adalah harus saling jujur dan saling percaya.
Sebagaimana mata kiri yang menginformasikan benda yang dilihatnya kepada otak,
mata kiri memberikan informasi yang jujur, dan mata kananpun mempercayai
kejujuran dari apa yg dilihat oleh mata kiri itu. mereka sama-sama menyampaikan
kebenaran dan mereka saling percaya, maka dari itu mereka kompak. dan seperti
itulah seharusnya kekompakan kita. Masih banyak lagi anggota tubuh kita yang
sepasang dan mereka bekerjasama, pikirkanlah!
(Deni bin Mu'min)_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar