Rabu, 20 Februari 2013

Konsep “Sepasang Suami-Istri”




Segala Sesuatu yang Berpasangan Itu Bekerjasama



Kerjasama dapat diartikan menjadi dua, yaitu bekerja melakukan hal yang sama dalam waktu yang bersamaan, dan dapat pula diartikan melakukan sesuatu yang berbeda dalam rangka mencapai tujuan yang sama.
Di dalam tubuh kita, segala sesuatu yang berpasangan itu bekerjasama. Sepasang kaki, tangan, mata, telinga, paru-paru, ginjal, dll. Coba perhatikan sepasang kaki kita. Kaki kanan dan kaki kiri, mereka melangkah, berjalan, berlari, dan melompat secara bersama-sama. Jika misalnya kaki kiri itu lumpuh, di depan sana ada sebuah lubang dengan diameter 1 meter, maka sulit bagi kita untuk melompati lubang tersebut bukan? Tetapi jika kaki kita sehat dua-duanya, maka itu bisa sangat mudah kita lakukan.
Sepasang tangan kita, tangan kanan dan tangan kiri. Mereka bekerjasama dalam mengetik tulisan ini untuk Anda. Mereka bekerjasama dalam membuat kue, memasak, menyetrika, mengendarai mobil atau motor, dsb. Kita sebagai sepasang suami-istri seharusnya bekerjasama untuk menghasilkan sesuatu, bukan saling menyerang dan menyakiti. Jika tangan kanan melukai tangan kiri, dan tangan kiri pun berusaha melawan dan melukai tangan kanan, maka kedua tangan itu bukannya menghasilkan sesuatu tapi malah dapat melumpuhkan salahsatu diantara mereka. Jika ada permasalahan atau sebuah keinginan hendaknya sepasang tangan itu bekerjasama untuk menyelesaikan masalah itu, untuk merealisasikan keinginan itu. Hendaknya sepasang suami-istripun jika menemukan permasalahan harus bekerjasama mencari solusinya, bukan malah bertengkar dan menyakiti hati dan fisik pasangannya.
Tetapi perlu diingat, bahwa tidak semua pekerjaan dapat dilakukan oleh kedua tangan. Ada kekuhususan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang hanya bisa dilakukan oleh satu tangan saja. Seperti misalnya menulis dengan tangan kanan, membersihkan telinga kiri dengan tangan kiri, dll. Jadi pada saat tangan kanan menulis, jika tangan kiri ikut campur atau mengambil alih karena nanti bisa jadi pekerjaan menulis itu menjadi lambat dan kacau. Ini artinya suami-istri pun harus menyerahkan pekerjaan-pekerjaan tertentu dilakukan sepenuhnya menjadi tanggungjawab suaminya saja atau istrinya saja, dan harus ikhlas dalam mengerjakannya, agar tidak terjadi kekacauan dalam hasil pekerjaan itu. Misalnya dalam hal memperbaiki atap yang bocor itu khusus pekerjaan suami, dalam hal memasak menu tertentu itu khusus pekerjaan istri, dsb.
Mata kanan dan mata kiri. Ada makna yang istimewa dari sepasang mata kita. Mata kanan dan mata kiri sebenarnya melihat dari sisi/sudut pandang yang berbeda, tapi karena berbeda sudutpandang itulah, kita menjadi seimbang dan saling melengkapi dalam memandang suatu objek. Jika kepala kita menghadap lurus ke depan, ada benda yang sama-sama dapat dilihat oleh kedua mata kita, dan ada juga benda yang hanya dapat dilihat oleh salahsatu mata saja. Maka kedua mata itu menginformasikan benda yang dilihatnya itu kepada otak, sehingga mata kanan dan kiri telah saling bekerjasama meskipun dari sudut yang berbeda, untuk kesempurnaan informasi yang kita dapatkan.
Inti dari pembicaraan ini sebenarnya saya ingin memberikan pengarahan kepada pembaca sekalian yang telah menjadi sepasang suami-istri. Tentang sepasang mata misalnya, jika ini dianalogikan pada sepasang suami-istri, maka perbedaan sudut pandang diantara mereka sebenarnya dapat menjadi penyempurna solusi dari masalah yang sedang mereka hadapi. Asalkan prinsipnya adalah harus saling jujur dan saling percaya. Sebagaimana mata kiri yang menginformasikan benda yang dilihatnya kepada otak, mata kiri memberikan informasi yang jujur, dan mata kananpun mempercayai kejujuran dari apa yg dilihat oleh mata kiri itu. mereka sama-sama menyampaikan kebenaran dan mereka saling percaya, maka dari itu mereka kompak. dan seperti itulah seharusnya kekompakan kita. Masih banyak lagi anggota tubuh kita yang sepasang dan mereka bekerjasama, pikirkanlah!

(Deni bin Mu'min)_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabatku