Banyak orang yang berani tampil di depan umum, dan
lebih banyak lagi orang-orang yang tidak berani tampil di depan umum. Banyak
aktris dan aktor yang tampil sangat bagus di depan kamera, dan lebih banyak
lagi orang-orang yang canggung untuk disorot kamera. Ya, itulah sebagian contoh
orang yang percaya diri dan orang yang tidak percaya diri. Pada bagian ini kita
akan mengulas agar kepercayaan diri kita terbangun.
Apakah percaya diri itu penting? Ya tentu saja
penting. Jika tidak penting maka tidak akan ada pembahasan tentang itu di buku
ini ataupun di buku-buku pengembangan diri lainnya. Pentingnya percaya diri itu
seperti pentingnya sebuah label, merek, dan kemasan dalam sebuah produk. Coba
kita banyangkan jika kita mengumpulkan seluruh pasta gigi dari semua
pabrik/produsen yang ada di negeri ini. Tetapi pasta gigi itu semuanya belum
diberi label maupun merek, apalagi kemasan juga belum. Semua masih terbungkus
dengan alumunium foil. Dapatkah kita memilih pasta gigi mana yang paling bagus
kualitasnya, yang paling mahal harganya, yang paling lengkap komposisinya,
keunggulannya, khasiatnya, yang paling terjamin mutunya? Tentu saja sulit dan
pasti sulit, karena kesemua pasta gigi itu belum diberi label, merek dan
kemasan. Lain halnya jika sudah diberi kemasan, maka kita tentu dapat memilih
pasta gigi mana yang komposisinya paling lengkap dan khasiatnya paling
terpercaya. Percaya diri itulah yang akan membedakan kita dengan orang lain
ketika berada di komunitas berkumpulnya orang-orang.
Jika percaya diri itu ibarat sebuah bangunan, maka
kita membutuhkan beberapa material untuk membangun kepercayaan diri kita.
Paling tidak ada empat material yang kita butuhkan untuk membangun percaya diri
itu.
1). Pengetahuan
Orang yang memiliki pengetahuan
ketika melakukan sesuatu itu berbeda dengan orang yang tidak memiliki
pengetahuan. Berbeda dalam hal apa? Ya dalam hal keyakinannya. Orang yang tahu tentang
ilmu pembagian harta waris akan punya modal untuk lebih percaya diri ketika
diminta tampil di depan keluarganya untuk menjelaskan tentang itu dibanding
orang yang pengetahuannya sedikit atau tidak memiliki sama sekali pengetahuan
tentang pembagian harta waris itu.
2).
Latihan
Seorang ulama besar negeri ini,
almarhum K.H. Zainuddin M.Z. Sebelum beliau memberanikan diri untuk tampil di
hapadan ribuan bahkan jutaan orang dengan rasa percaya dirinya, beliau
melakukan latihan. Latihannya yaitu berupa berbicara/berpidato sendiri di depan
cermin, di depan bebek dan angsa. Itulah yang menjadi modal kepercayaan
dirinya, karena latihan.
3).
Dukungan
Terkadang ada orang yang berani
tampil di depan umum karena didukung oleh salahsatu atau beberapa temannya atau
seseorang yang dia cintai. Sebenarnya orang yang dia cintai itu sedang
membangun rasa percaya dirinya, ketika bangunan percaya diri itu telah ada,
maka dia menjadi berani tampil di depan umum.
4). Keakraban
Suasana akrab yang terjalin antar
audiens itu juga mempengaruhi bangunan kepercayaan diri para audiens ketika
pada waktunya nanti salahsatu dari mereka harus tampil di depan audiens yang
lain. Maka suasana keakraban/kedekatan ini juga terbukti dapat membangun rasa
percaya diri kita dibandingkan dengan suasana keasingan antar audiens.
Selamat
membangun kepercayaan diri, karena anda telah membaca mental manusia.
(Deni bin Mu'min)_
(Deni bin Mu'min)_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar