Jumat, 29 Maret 2013

Mengatur Rasa Kehilangan




Kita terlahir ke dunia ini dari rahim ibu dengan tidak membawa apa-apa, lalu kita diberi kasih sayang, diberi makan, diberi pendidikan, diberi fasilitas, dan segala macam lainnya dari Allah melalui ortu, guru, kerabat, sahabat, dan lain-lain. Maka jadilah kita seseorang yang memiliki kesehatan, ilmu, pekerjaan, harta, dan lain-lain. Harus kita akui bahwa kesemuanya itu adalah pemberian dari Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Jika kita mendalami makna “inna lillahi wa inna ilaihi roojiuun” (seseungguhnya segala sesuatu itu milik Allah dan sesungguhnya kepadaNya lah kembali segala sesuatu itu). Kita akan dapat simpulkan bahwa semua yang sekarang kita miliki pada hakikatnya adalah “pinjaman” atau “titipan” yang pada saatnya nanti kita harus kembalikan pada pemiliknya dengan rasa sukarela maupun terpaksa. Maka sikap kita yang sedang dipinjamkan kesehatan, mari sebaiknya kita gunakan nikmat sehat ini untuk ketaatan dan pengabdian penuh kepada Allah. Mari kita manfaatkan nikmat harta ini untuk kesenangan hidup kita dan orang lain di jalan yang Allah ridhoi. Mari kita pergunakan pinjaman waktu yang Allah berikan untuk kebaikan, dst.
Jika kita merasa kehilangan orang yang kita cintai, sebenarnya kita dapat menemuinya lagi. Jika kita merasa kehilangan harta yang kita senangi, sebenarnya kita juga dapat memilikinya lagi. Jika kita merasa kehilangan apapun, sebenarnya kitapun dapat memilikinya lagi. Hanya satu syaratnya, masuk surga. Jika kita masuk surga, apapun yang dulu di dunia pernah kita miliki itu dapat kita miliki lagi. Maka dari itu mari kita gunakan, manfaatkan apa-apa yang kita miliki saat ini untuk kebaikan dan ketaatan kepada Allah SWT agar jika nanti pada saatnya Allah mengambil kesehatan kita, harta kita, ataupun nyawa kita, kita akan dapat memilikinya lagi di surgaNya kelak. Aamiin. Oke, mudah-mudahan dari penjelasan singkat di segmen ini kita dapat mengatur rasa kehilangan itu menjadi positif.

(Deni bin Mu'min)_

2 komentar:

  1. salam kenal...
    kehilangan orang yang kita cintai memang menyakitkan, terutama lagi jika yang hilang itu adalah seseorang yang dapat memotivasi hidup kita menjadi lebih baik, i miss you..

    BalasHapus
  2. Salam,,
    Ya, betul. "Orang yang kita cintai adalah sumber dan tujuan motivasi kita." (Deni bin Mu'min)_

    BalasHapus

Sahabatku