Niat yang tercatat sebagai pahala adalah niat yang sudah disertai dengan ikhtiar bil 'amal (perbuatan anggota badan),
meskipun pada akhirnya amal itu tidak jadi dilakukan. Jadi bukan cuma sekedar keinginan di hati.
- Anda niat sholat dhuha, sudah ambil wudhu atau sudah jalan ke tempat wudhu tapi tiba-tiba anda diajak bos pergi untuk suatu urusan kerja.
- Niat umroh, anda sudah ikhtiar membuka tabungan umroh tapi sebelum uang tabungan itu cukup, anda keburu meninggal dunia.
- Niat silaturahim, anda sudah menyiapkan kendaraan dan buah tangan, tapi tiba-tiba tidak jadi karena di-cancel oleh sang tuan rumah.
Niat yang begitu yang insyaAllah tercatat sebagai pahala meskipun tidak jadi dilaksanakan. Bukan cuma sekedar niat di hati yang mempunyai keinginan beramal sholih tanpa action.
----
Dalil: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah menulis kebaikan-kebaikan dan kesalahan-kesalahan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa berniat melakukan kebaikan namun dia tidak (jadi) melakukannya, Allah tetap menuliskanya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Jika ia berniat berbuat kebaikan kemudian mengerjakannya, maka Allah menulisnya di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipatan yang banyak. Barangsiapa berniat berbuat buruk namun dia tidak jadi melakukannya, maka Allah menulisnya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Dan barangsiapa berniat berbuat keburukan kemudian mengerjakannya, maka Allâh menuliskannya sebagai satu keburukan.” [HR. al-Bukhâri dan Muslim]
(Deni bin Mu'min)_
- Niat silaturahim, anda sudah menyiapkan kendaraan dan buah tangan, tapi tiba-tiba tidak jadi karena di-cancel oleh sang tuan rumah.
Niat yang begitu yang insyaAllah tercatat sebagai pahala meskipun tidak jadi dilaksanakan. Bukan cuma sekedar niat di hati yang mempunyai keinginan beramal sholih tanpa action.
----
Dalil: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah menulis kebaikan-kebaikan dan kesalahan-kesalahan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa berniat melakukan kebaikan namun dia tidak (jadi) melakukannya, Allah tetap menuliskanya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Jika ia berniat berbuat kebaikan kemudian mengerjakannya, maka Allah menulisnya di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipatan yang banyak. Barangsiapa berniat berbuat buruk namun dia tidak jadi melakukannya, maka Allah menulisnya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Dan barangsiapa berniat berbuat keburukan kemudian mengerjakannya, maka Allâh menuliskannya sebagai satu keburukan.” [HR. al-Bukhâri dan Muslim]
(Deni bin Mu'min)_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar