Sabtu, 15 Desember 2012

Konsep Introspeksi



“Aku memberikan janji, lalu berikanlah aku kesempatan untuk membuktikannya”


    Jika sepasang suami-istri melakukan pertengkaran, maka yang terjadi setelah pertengkaran itu ada dua kemungkinan; mereka berpisah/cerai atau mereka semakin mesra. Mengapa bisa sampai terjadi perceraian? Karena mereka sudah saling tidak mempercayai pasangannya, sehingga sampai pada suatu titik ia berputus asa bahwa pasangannya tidak lagi dapat memberikan kebahagiaan sama sekali. Nah, bagaimana dengan yang semakin mesra setelah terjadi pertengkaran? Tentu mereka berdua menyelesaikan pertengkaran itu dengan jalan damai. Sebenarnya ada banyak jalan damai. Jika Anda ada dalam posisi yang melakukan kesalahan sehingga Andalah yang menyebabkan pertengkaran itu terjadi, Anda dapat melakukan beberapa jalan damai seperti memberikannya hadiah, merayu dan memujinya. Tetapi jika kesalahan yang Anda perbuat itu bahaya, sehingga meskipun Anda sudah berusaha memberikan hadiah, rayuan ataupun pujian, ternyata pasangan Anda masih tetap marah. Maka Anda harus lakukan konsep introspeksi ini.
    Katakanlah “Aku memberikan janji, lalu berikanlah aku kesempatan untuk membuktikannya”. Katakanlah dengan sungguh-sungguh, kalimat itu, tekadkan kuat-kuat dalam hati untuk membuktikan janji Anda, lalu segeralah bergerak dengan semangat untuk membuktikan janji Anda itu. Ingat, kepercayaan dan kesempatan yang diberikan pasangan Anda itu sangat mahal, maka Anda jangan sekali-kali mengingkari janji yang telah Anda buat. Ya memang seharusnya begitulah seorang muslim ketika berjanji, ia pasti akan menepatinya dan menjauhi sifat munafik yang salahsatunya adalah mengingkari janji. Lihat QS. Al-Mu’minuun:8.
            Bagi Anda yang merasa disakiti oleh pasangan Anda, berikanlah ia kesempatan untuk memperbaiki diri, maafkanlah ia selama kesalahan itu masih bisa diperbaiki. Tetapi jika kesalahannya benar-benar super bahaya dan tidak bisa ditoleransi lagi, maka tidak ada salahnya juga jika Anda ingin mengajukan talak. Tapi itupun solusi terakhir setelah semua kesabaran dan semua jalan ikhtiar untuk merubahnya telah Anda coba.
           Lantas bagaimana membedakan antara kesalahan hampir bahaya, bahaya, dan sangat bahaya? Nah untuk mempermudah Anda memahaminya, saya akan menyajikannya dalam tebel di bawah ini. Silakan menyimak!
Kesalahan
Penjelasan
Tolak ukur
Contoh kesalahan
Hampir bahaya
Kesalahan yang bersifat insaniyah (manusiawi)
Baik dan buruk
Istri malas masak, suami bepergian tanpa pamit
Bahaya
Kesalahan yang bersifat ubudiah (ibadah)
Pahala dan dosa
Istri meninggalkan sholat, suami melakukan korupsi/kolusi
Sangat bahaya
Kesalahan yang bersifat ilahiyah (akidah)
Benar dan salah
Istri masuk aliran sesat, suami murtad dari agama islam
Bagaimana? Masih perlu penjelasan? Baiklah, saya akan jabarkan lebih lanjut lagi khusus untuk Anda. Ingat, dari awal kita menggunakan filosofi “kereta rumahtangga.” Katakanlah pasangan Anda menjadi masinisnya. Kesalahan hampir bahaya itu ibarat masinis yang mengantuk saat mengendarai kereta, maka tugas Anda sebagai pendampingnya adalah mengingatkannya agar ia tidak mengantuk ketika mengemudikan kereta. Karena jika ia lengah dalam kemudinya, bisa-bisa terjadi sesuatu yang akan membahayakan. Tentu masalah ini sangat mudah untuk Anda cari solusinya. Kesalahan bahaya itu ibarat masinis yang tertidur saat mengendarai kereta, maka Anda sebagai pendampingnya harus membuatnya terbangun. Karena mengantuk saja bahaya, apalagi jika ia sampai tertidur. Anda harus membangunkannya, meskipun agak gampang-gampang susah. Sedangkan kesalahan yang sangat bahaya itu ibarat masinis yang salah jalur saat mengemudikan kereta. Nah jika sudah begini, Anda memiliki 2 pilihan: Anda tetap bersama masinis itu ikut melaju di rel/jalur yang salah sambil berusaha menasihati masinis agar kembali ke jalur yang benar, atau Anda turun dari kereta itu baik dengan cara melompat ataupun minta diturunkan dengan baik-baik di tengah jalan oleh sang masinis.
              Kira-kira dari pengibaratan itu Anda sudah mengerti, kan? Jika pasangan Anda baru berbuat kesalahan yang hampir bahaya, segeralah mengambil tindakan agar ia tidak sampai menjadi bahaya. Karena kesalahan kecil jika dilakukan terus-menerus tanpa ada perubahan maka akan menjadi kesalahan besar, bahaya dan sangat bahaya. Bayangkan jika Anda memiliki istri yang malas beres-beres rumah, jika Anda membiarkannya maka akan terjadi masalah-masalah berikutnya yang bisa jadi bahaya. Seperti misalnya uang belanja yang sering hilang/dicuri karena ditaruhnya sembarangan lah, dokumen penting yang rusak karena tercampur dengan mainan anak lah, atau bisa juga mewabahnya bakteri dan virus sumber penyakit yang mematikan, hanya karena penyebab awalnya malas beres-beres rumah. Selagi belum bahaya, perbaikilah kesalahan-kesalahan kecil itu.
(Deni bin Mu'min)_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabatku