“Sayang,
aku adalah hadiah yang terbaik untukmu”
Satu-satunya
benda yang bersifat spesial/khusus adalah hadiah. Baik spesial dari segi bentuk
barang/hadiahnya, dari segi waktu/momen pemberiannya, maupun objek (orang
penerima) hadiahnya. Dalam memberikan hadiah, Anda harus mempertimbangkan
betul-betul hadiah yang cocok bagi si penerima atau hadiah itu disenangi oleh
si penerima, kapan waktu yang tepat untuk memberikan hadiah itu, serta cara Anda
memberikan hadiah itu. Dalam pembahasan kali ini, saya meminta Anda mengibaratkan/mengumpamakan
diri Anda adalah hadiah terindah/terbaik/terbagus dari Allah yang diberikan
kepada pasangan Anda. Okeh, Sepakat? Sepakat dong yaa. Allah telah memberikan Anda
pasangan yang terbaik (menurut Allah), pada waktu yang terbaik (menurut Allah),
dan dengan cara yang terbaik (dengan jalan yang syar’i).
Kalau Anda
pernah mendengar atau menyanyikan sebuah lirik lagu dari grup band ‘ungu’, dia
mengatakan begini “..kau yang terbaik, yang terindah, yang pernah aku miliki..”
itu adalah ungkapan bahwa Anda telah diakuinya sebagai anugrah Tuhan yang
paling membahagiakannya, karena Anda adalah –lelaki- yang terbaik untuknya, Anda
adalah –wanita- yang terindah dalam pandangan matanya. Tapi saya agak kurang
setuju dengan bagian terakhir lirik lagu yang tadi itu, karena ia mengatakan
“yang pernah aku miliki.” Kalau pernah dimiliki berarti sekrang sudah tidak
dimiliki lagi. Seharusnya ia mengatakan “yang Allah beri untukku..” itu lebih
cocok untuk kita yang selalu membawa-bawa Allah dalam percintaan dengan
pasangan kita masing-masing. Okeh, berarti lirik lagunya kita ubah sedikit jadi
seperti ini ya: “..kau yang terbaik, yang terindah, yang Allah beri untukku..”
dengan lirik yang begini berarti menggambarkan Anda akan selalu jadi milik
pasangan Anda, dan diapun akan selalu jadi milik Anda.
Sebagai hadiah
yang terbaik dan terindah dari Allah, Anda harus membuktikannya. Dengan cara
apa pembuktian tersebut? Ya dengan selalu memberikan kebahagiaan untuk pasangan
Anda, karena sifat hadiah itu membahagiakan si penerima. Dan bagi Anda yang
menerima hadiah itu harus dapat menjaga dan merawat juga memanfaatkan hadiah
itu dengan sebaik-baiknya pula. Maksudnya, Anda harus menjaga dan merawat juga
memanfaatkan pasangan Anda itu dengan sebaik-baiknya. Kalau satu sama lain
adalah sebagai hadiah bagi pasangannya dan juga sekaligus sebagai penerima
hadiah, maka penyikapan Anda sebagai hadiah dan penerima hadiah tentu akan
sama-sama berusaha untuk saling membahagiaan pasangan Anda, dan sama-sama
saling menjaga serta merawat pasangan Anda.
Tapi perlu
diingat, hadiah itu hanya diberikan kepada orang yang berprestasi dalam hal
kebaikan, sehingga Allah pun akan memberikan hadiah yang terbaik jika Anda
telah berprestasi dalam hal kebaikan/ketakwaan. Maka syukurilah dan
berbahagialah dengan hadiah pemberian Allah itu. Tapi jika Anda tidak punya
prestasi kebaikan sama sekali dalam pandangan Allah, maka jangan harap Allah
akan memberikan yang terbaik untuk Anda. Karena sudah menjadi ketetapan Allah,
bahwa orang baik akan diberikan pasangan yang baik. Dan orang buruk akan
diberikan pasangan yang buruk pula. Hehe, jadi intinya kalo mau mendapatkan
hadiah yang terbaik dari Allah, ya Anda harus melakukan yang terbaik pula buat
Allah.
Bagaimana jika Anda
sudah terlanjur menikah dengan orang yang buruk (belum baik/tidak baik) sifat
dan akhlaknya? Jika memang begitu keadaannya, maka Anda harus melakukan koreksi/memperbaiki
diri dan introspeksi diri sendiri terlebih dahulu, insya Allah pasti Allah akan
merubah sifat dan akhlaknya juga, karena Allah tidak akan pernah mengingkari
janji, ketetapan Allah yang saya tulis di atas tadi pasti berlaku. Jika Anda
berubah menjadi baik, maka pasangan Andapun sifat dan akhlaknya akan Allah ubah
menjadi baik pula, atau Allah akan mengganti pasangan buruk Anda itu dengan
orang lain yang baik seperti Anda.
(Deni bin Mu'min)_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar