Minggu, 16 Desember 2012

Konsep Menspesialkan Pasangan



Sayang, aku adalah hadiah yang terbaik untukmu”

Satu-satunya benda yang bersifat spesial/khusus adalah hadiah. Baik spesial dari segi bentuk barang/hadiahnya, dari segi waktu/momen pemberiannya, maupun objek (orang penerima) hadiahnya. Dalam memberikan hadiah, Anda harus mempertimbangkan betul-betul hadiah yang cocok bagi si penerima atau hadiah itu disenangi oleh si penerima, kapan waktu yang tepat untuk memberikan hadiah itu, serta cara Anda memberikan hadiah itu. Dalam pembahasan kali ini, saya meminta Anda mengibaratkan/mengumpamakan diri Anda adalah hadiah terindah/terbaik/terbagus dari Allah yang diberikan kepada pasangan Anda. Okeh, Sepakat? Sepakat dong yaa. Allah telah memberikan Anda pasangan yang terbaik (menurut Allah), pada waktu yang terbaik (menurut Allah), dan dengan cara yang terbaik (dengan jalan yang syar’i).
Kalau Anda pernah mendengar atau menyanyikan sebuah lirik lagu dari grup band ‘ungu’, dia mengatakan begini “..kau yang terbaik, yang terindah, yang pernah aku miliki..” itu adalah ungkapan bahwa Anda telah diakuinya sebagai anugrah Tuhan yang paling membahagiakannya, karena Anda adalah –lelaki- yang terbaik untuknya, Anda adalah –wanita- yang terindah dalam pandangan matanya. Tapi saya agak kurang setuju dengan bagian terakhir lirik lagu yang tadi itu, karena ia mengatakan “yang pernah aku miliki.” Kalau pernah dimiliki berarti sekrang sudah tidak dimiliki lagi. Seharusnya ia mengatakan “yang Allah beri untukku..” itu lebih cocok untuk kita yang selalu membawa-bawa Allah dalam percintaan dengan pasangan kita masing-masing. Okeh, berarti lirik lagunya kita ubah sedikit jadi seperti ini ya: “..kau yang terbaik, yang terindah, yang Allah beri untukku..” dengan lirik yang begini berarti menggambarkan Anda akan selalu jadi milik pasangan Anda, dan diapun akan selalu jadi milik Anda.
Sebagai hadiah yang terbaik dan terindah dari Allah, Anda harus membuktikannya. Dengan cara apa pembuktian tersebut? Ya dengan selalu memberikan kebahagiaan untuk pasangan Anda, karena sifat hadiah itu membahagiakan si penerima. Dan bagi Anda yang menerima hadiah itu harus dapat menjaga dan merawat juga memanfaatkan hadiah itu dengan sebaik-baiknya pula. Maksudnya, Anda harus menjaga dan merawat juga memanfaatkan pasangan Anda itu dengan sebaik-baiknya. Kalau satu sama lain adalah sebagai hadiah bagi pasangannya dan juga sekaligus sebagai penerima hadiah, maka penyikapan Anda sebagai hadiah dan penerima hadiah tentu akan sama-sama berusaha untuk saling membahagiaan pasangan Anda, dan sama-sama saling menjaga serta merawat pasangan Anda.
Tapi perlu diingat, hadiah itu hanya diberikan kepada orang yang berprestasi dalam hal kebaikan, sehingga Allah pun akan memberikan hadiah yang terbaik jika Anda telah berprestasi dalam hal kebaikan/ketakwaan. Maka syukurilah dan berbahagialah dengan hadiah pemberian Allah itu. Tapi jika Anda tidak punya prestasi kebaikan sama sekali dalam pandangan Allah, maka jangan harap Allah akan memberikan yang terbaik untuk Anda. Karena sudah menjadi ketetapan Allah, bahwa orang baik akan diberikan pasangan yang baik. Dan orang buruk akan diberikan pasangan yang buruk pula. Hehe, jadi intinya kalo mau mendapatkan hadiah yang terbaik dari Allah, ya Anda harus melakukan yang terbaik pula buat Allah.
Bagaimana jika Anda sudah terlanjur menikah dengan orang yang buruk (belum baik/tidak baik) sifat dan akhlaknya? Jika memang begitu keadaannya, maka Anda harus melakukan koreksi/memperbaiki diri dan introspeksi diri sendiri terlebih dahulu, insya Allah pasti Allah akan merubah sifat dan akhlaknya juga, karena Allah tidak akan pernah mengingkari janji, ketetapan Allah yang saya tulis di atas tadi pasti berlaku. Jika Anda berubah menjadi baik, maka pasangan Andapun sifat dan akhlaknya akan Allah ubah menjadi baik pula, atau Allah akan mengganti pasangan buruk Anda itu dengan orang lain yang baik seperti Anda.

(Deni bin Mu'min)_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabatku