“Biarlah berat
aku yang pikul, dan yang ringan engkau yang jinjing”
Banyak
kasus-kasus dalam rumah tangga kaum muslimin yang secara tidak langsung menjajah
kaum wanita, menindas kaum wanita, padahal kaum lelaki secara fisik itu lebih
kuat/tangguh daripada wanita. Istri diperlakukan seperti PRT (pembantu rumah
tangga) dari pagi hingga malam, dari mata terbuka sampai mata terpejam. Ini
adalah sesuatu yang salah dan perlu dibenahi.
Seorang suami
yang jantan akan berkata “biarlah berat aku yang pikul, dan yang ringan engkau
yang jinjing.” Maksudnya, apabila ada pekerjaan-pekerjaan berat di dalam rumah,
maka sebaiknya suami yang melakukannya. Apabila istri sudah kecapekan mengurus
anak-anak, atau sedang sakit atau dalam masa nifas, maka suami yang sayang
kepada istrinya tentu akan sangat bersedia mengerahkan tenaga+cintanya untuk
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah yang belum dirampungkan oleh istrinya.
Untuk para
istri, jika suami Anda sudah melakukan ini, Anda jangan semakin memberatkannya
dengan berkata mumpung-mumpung. Kecuali jika suami Anda tidak keberatan untuk
melakukannya. Ingat yah, suami memang mampu melakukan pekerjaan yang
berat-berat, tapi suami juga punya “daya tampung maksimal” dari pekerjaan berat
itu.
Dan bagi para
suami, apabila pekerjaan ringan itu menjadi terasa berat oleh Anda karena Andapun
sudah lelah karena bekerja mencari nafkah seharian, jangan paksakan kehendak,
lebih baik Anda menyewa pembantu rumah tangga sampai istri Anda kembali pulih.
Inti dari konsep pembagian tugas ini adalah agar jangan sampai ada istri yang
tertindas di dalam rumah, dan jangan sampai suamipun menjadi sakit karena
memaksakan diri sudah memikul beban berat di luar harus ditambah lagi dengan
beban yang di rumah. Karena sebagai suami, bukan cuma tenaga yang Anda bisa
gunakan, tetapi Anda juga bisa menggunakan uang, untuk memikul beban berat
pekerjaan di rumah Anda.
(Deni bin Mu'min)_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar