Minggu, 16 Desember 2012

Tak secantik air hujan dan tak seceria percikannya



Mari kita kembali
Kembali dari permulaan
Permulaan waktu ketika bumi dan matahari
Selaras diantara batas malam dan pagi
Cinta di depan mata kapan waktunya tiba..
Biarkan awan redup jangan dibenci
Biarkan hujan turun jangan dicaci
Nikmatilah keindahannya
Karena di setiap butir hujan itu ada kecantikan

Tanpa terasa mentaripun cerah lagi
Mari kita lanjutkan menyerap berbagai warna kehidupan
Mencoba temukan pigmen kebenaran
Dan kita berada dipertengahan hari
Cinta di atas sepiring berdua kapan waktunya tiba..

Awan redup lagi, jangan dibenci
Hujan turun lagi, jangan dicaci
Nikmatilah percikan campuran hidrogen dan oksigen itu
Karena di setiap percik air itu ada keceriaan
Tanpa terasa langit senjapun menaungi diri
Cinta di bawah payung berdua kapan waktunya tiba..

Kita telah menjelajahi hari ini
Di tempat yang berbeda, di suasana hati yang sama
Mari kita kembali
Kembali ke permulaan
Permulaan waktu ketika bumi dan matahari
Selaras diantara batas sore dan malam

Penyebab yang sempurna tidak merasa begitu sempurna.. diriku
Mencoba untuk menyesuaikan persegi menjadi lingkaran.. dirimu
Inilah cintaku, tersandera sang waktu menantikan hari-hari bahagia itu
Inilah air mataku, tak secantik air hujan dan tak pula seceria percikannya_ 

(Deni bin Mu'min)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabatku