“Berkumpul ungkap
hati, berpisah unjuk gigi”
Salah satu kegiatan rumahtangga yang
sangat membahagiakan adalah kumpul-kumpul keluarga. Bukan begitu? Begitu..
hehe. Jika Anda masih menjadi keluarga kecil, mungkin berkumpul dengan pasangan
dan anak-anak Anda saja sudah sangat membahagiakan. Apalagi jika keluarga Anda
sudah menjadi keluarga besar, suami-istri, anak-anak dan menantu-menantu, serta
cucu-cucu berkumpul dalam satu momen dan satu tempat yang sama. Menjalin
kasihsayang, mengungkapkan kerinduan, menyatakan cinta, dst. Sungguh
menyenangkan. Tapi berkumpul seperti apa yang dapat menimbulkan perasaan
bahagia? Tentu berkumpulnya sanak keluarga yang karna Allah. Maksudnya karena
ingin silaturahim, karena ingin saling memberi hadiah, karena memenuhi
undangan, karena ingin berbakti pada orangtua, dsb pokoknya karena Allah.
Dengan begitu aktivitas itu akan dinilai sebagai ibadah dan berpahala, insya
Allah.
Apa
yang harus Anda lakukan ketika berkumpul (baik dengan keluarga kecil maupun
keluarga besar Anda)? Ya sesuai dengan kalimat kata kunci di atas, ungkapkanlah
isi hati Anda kepada pasangan Anda dan anak-anak Anda, atau orangtua Anda.
Ungkapkan perasaan cinta Anda, perasaan kangen Anda, perasaan sayang Anda. Jika
Anda punya masalah, silakan ungkapkan permasalahan yang Anda alami. Kalau Anda
tidak punya masalah, tanyakan pasangan dan anak-anak Anda apakah mereka punya
masalah. Lalu selesaikan dan musyawarahkanlah bersama-sama. Berikan
strategi-strategi jitu untuk menyelesaikan masalah itu. Kalau Anda punya
rencana, atau ide (seperti yang telah kita bahas sebelumnya), ungkapkanlah di
momen kumpul-kumpul ini. Ya intinya adalah perasaan apapun yang sedang Anda
atau keluarga Anda rasakan dan apapun rencana/ide yang ingin Anda atau keluarga
Anda lakukan, maka momen kumpul-kumpul ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
Lalu
bagaimana jika sedang tidak berkumpul atau sedang berpisah masing-masing dengan
kesibukannya? Ya jawabannya tentu unjuk gigi dong, kan kata kunci di atas saya
tulis begitu. Maksudnya apa? Yaitu hendaknya setiap anggota keluarga
menampilkan kehebatannya masing-masing. Suami unjuk gigi dengan bekerja secara profesional
dan penuh keriangan, istri mengurus rumah dengan telaten dan penuh sukacita,
anak-anak belajar disekolah mengukir prestasi sebanyak-banyaknya dengan penuh
semangat. Dari mana keriangan, sukacita, dan semangat itu muncul? Ya tentu dari
hasil kumpul-kumpul yang dilakukan sebelumnya itu. Terus terang, kumpul-kumpul keluarga
itu sangat penting. Anda harus mengatur/mengalokasikan waktu untuk melakukan
kumpul-kumpul ini. Kalau Anda mau saran dari saya, maka kumpul-kumpul –dengan
keluarga kecil- yang paling enak adalah ketika makan malam atau setelah makan
malam (mungkin sekitar ba’da isya), setiap hari atau sangat minimal itu 3 hari
sekali Anda harus kumpul-kumpul. Ini akan berpengaruh pada keakraban dengan
pasangan Anda, dan keakraban dengan anak-anak Anda. Anda tentu tidak mau kan
jika pasangan Anda sikapnya menjadi dingin dan anak-anak Anda menjadi sungkan
kepada Anda (seakan Anda adalah orang yang baru mereka kenal)? Saya yakin pasti
Anda menjawab tidak mau. Maka jika Anda tidak mau, kumpul-kumpullah, hangatkan
keluarga Anda dengan cinta. Jika pagi-pagi Anda harus berpisah dengan keluarga
karena melaksanakan kewajiban Anda masing-masing sebagai suami/istri/anak, maka
unjuk gigilah. Lalu di malam harinya (di momen kumpul-kumpul lagi), ceritakan
prestasi-prestasi Anda ketika unjuk gigi tadi pagi.
Jika berkumpul dengan keluarga besar,
mungkin Anda tidak bisa lakukan setiap hari. Maka saran saya paling tidak
sebulan sekali lah, Anda bisa merekrut kerabat-kerabat Anda dengan acara arisan
keluarga atau pengajian gabungan misalnya. Jika keluarga besar Anda terpisah
jarak yang cukup jauh, minimal banget
Anda harus kumpul-kumpul ketika hari raya tiba, khususkan waktu seminggu untuk
berkumpul dengan orangtua Anda. Ingat ya, kumpul-kumpul ini sangat penting.
Jika orangtua Anda dan orangtua pasangan Anda masih hidup, maka saran saya
lakukanlah kumpul-kumpul di tempat orangtua suami selama 4 hari, dan di rumah
orangtua istri selama 3 hari. Atau Anda mensiasatinya bisa saja idul fitri di
rumah orangtua suami, dan idul adha di rumah orangtua istri. Tapi jika rumah
orangtua dan mertua Anda berdekatan misalnya masih dalam kota yang sama.
Silakan Anda buat strategi paginya di rumah orangtua suami, dan siang/sorenya
di rumah oranagtua istri. Atau hari pertama lebaran menginap di rumah orangtua
suami dan hari kedua menginap di rumah orangtua istri. Mengapa saya selalu menyarankan
mengutamakan orangtua suami? Ya karena karena suami itu milik ibunya. Jadi bagi
para istri harap memakluminya. Lho kok paragraf ini jadi ngomongin kumpul-kumpul lebaran begini ya? Ya sudahlah tidak
apa-apa namanya keilmuan semoga ada manfaatnya. Selamat mencoba! dan semangat
mencoba!
(Deni bin Mu'min)_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar