Minggu, 16 Desember 2012

Konsep Kumpul Keluarga



“Berkumpul ungkap hati, berpisah unjuk gigi”
         Salah satu kegiatan rumahtangga yang sangat membahagiakan adalah kumpul-kumpul keluarga. Bukan begitu? Begitu.. hehe. Jika Anda masih menjadi keluarga kecil, mungkin berkumpul dengan pasangan dan anak-anak Anda saja sudah sangat membahagiakan. Apalagi jika keluarga Anda sudah menjadi keluarga besar, suami-istri, anak-anak dan menantu-menantu, serta cucu-cucu berkumpul dalam satu momen dan satu tempat yang sama. Menjalin kasihsayang, mengungkapkan kerinduan, menyatakan cinta, dst. Sungguh menyenangkan. Tapi berkumpul seperti apa yang dapat menimbulkan perasaan bahagia? Tentu berkumpulnya sanak keluarga yang karna Allah. Maksudnya karena ingin silaturahim, karena ingin saling memberi hadiah, karena memenuhi undangan, karena ingin berbakti pada orangtua, dsb pokoknya karena Allah. Dengan begitu aktivitas itu akan dinilai sebagai ibadah dan berpahala, insya Allah.
             Apa yang harus Anda lakukan ketika berkumpul (baik dengan keluarga kecil maupun keluarga besar Anda)? Ya sesuai dengan kalimat kata kunci di atas, ungkapkanlah isi hati Anda kepada pasangan Anda dan anak-anak Anda, atau orangtua Anda. Ungkapkan perasaan cinta Anda, perasaan kangen Anda, perasaan sayang Anda. Jika Anda punya masalah, silakan ungkapkan permasalahan yang Anda alami. Kalau Anda tidak punya masalah, tanyakan pasangan dan anak-anak Anda apakah mereka punya masalah. Lalu selesaikan dan musyawarahkanlah bersama-sama. Berikan strategi-strategi jitu untuk menyelesaikan masalah itu. Kalau Anda punya rencana, atau ide (seperti yang telah kita bahas sebelumnya), ungkapkanlah di momen kumpul-kumpul ini. Ya intinya adalah perasaan apapun yang sedang Anda atau keluarga Anda rasakan dan apapun rencana/ide yang ingin Anda atau keluarga Anda lakukan, maka momen kumpul-kumpul ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
                Lalu bagaimana jika sedang tidak berkumpul atau sedang berpisah masing-masing dengan kesibukannya? Ya jawabannya tentu unjuk gigi dong, kan kata kunci di atas saya tulis begitu. Maksudnya apa? Yaitu hendaknya setiap anggota keluarga menampilkan kehebatannya masing-masing. Suami unjuk gigi dengan bekerja secara profesional dan penuh keriangan, istri mengurus rumah dengan telaten dan penuh sukacita, anak-anak belajar disekolah mengukir prestasi sebanyak-banyaknya dengan penuh semangat. Dari mana keriangan, sukacita, dan semangat itu muncul? Ya tentu dari hasil kumpul-kumpul yang dilakukan sebelumnya itu. Terus terang, kumpul-kumpul keluarga itu sangat penting. Anda harus mengatur/mengalokasikan waktu untuk melakukan kumpul-kumpul ini. Kalau Anda mau saran dari saya, maka kumpul-kumpul –dengan keluarga kecil- yang paling enak adalah ketika makan malam atau setelah makan malam (mungkin sekitar ba’da isya), setiap hari atau sangat minimal itu 3 hari sekali Anda harus kumpul-kumpul. Ini akan berpengaruh pada keakraban dengan pasangan Anda, dan keakraban dengan anak-anak Anda. Anda tentu tidak mau kan jika pasangan Anda sikapnya menjadi dingin dan anak-anak Anda menjadi sungkan kepada Anda (seakan Anda adalah orang yang baru mereka kenal)? Saya yakin pasti Anda menjawab tidak mau. Maka jika Anda tidak mau, kumpul-kumpullah, hangatkan keluarga Anda dengan cinta. Jika pagi-pagi Anda harus berpisah dengan keluarga karena melaksanakan kewajiban Anda masing-masing sebagai suami/istri/anak, maka unjuk gigilah. Lalu di malam harinya (di momen kumpul-kumpul lagi), ceritakan prestasi-prestasi Anda ketika unjuk gigi tadi pagi.


Jika berkumpul dengan keluarga besar, mungkin Anda tidak bisa lakukan setiap hari. Maka saran saya paling tidak sebulan sekali lah, Anda bisa merekrut kerabat-kerabat Anda dengan acara arisan keluarga atau pengajian gabungan misalnya. Jika keluarga besar Anda terpisah jarak yang cukup jauh, minimal banget Anda harus kumpul-kumpul ketika hari raya tiba, khususkan waktu seminggu untuk berkumpul dengan orangtua Anda. Ingat ya, kumpul-kumpul ini sangat penting. Jika orangtua Anda dan orangtua pasangan Anda masih hidup, maka saran saya lakukanlah kumpul-kumpul di tempat orangtua suami selama 4 hari, dan di rumah orangtua istri selama 3 hari. Atau Anda mensiasatinya bisa saja idul fitri di rumah orangtua suami, dan idul adha di rumah orangtua istri. Tapi jika rumah orangtua dan mertua Anda berdekatan misalnya masih dalam kota yang sama. Silakan Anda buat strategi paginya di rumah orangtua suami, dan siang/sorenya di rumah oranagtua istri. Atau hari pertama lebaran menginap di rumah orangtua suami dan hari kedua menginap di rumah orangtua istri. Mengapa saya selalu menyarankan mengutamakan orangtua suami? Ya karena karena suami itu milik ibunya. Jadi bagi para istri harap memakluminya. Lho kok paragraf ini jadi ngomongin kumpul-kumpul lebaran begini ya? Ya sudahlah tidak apa-apa namanya keilmuan semoga ada manfaatnya. Selamat mencoba! dan semangat mencoba!

(Deni bin Mu'min)_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabatku